
Janet Yellen Benar, Hawa Resesi Memang Belum Pergi
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 November 2019 14:57

Harus diakui bahwa perang dagang dengan China sudah memukul perekonomian AS sendiri. Gara-gara perang dagang, dunia usaha AS yang ingin mendatangkan bahan baku dan barang modal dari China menjadi kesulitan karena harga lebih mahal akibat pengenaan bea masuk.
Data Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives) mencatat pada 2018 impor terbesar AS dari China adalah mesin listrik (US$ 152 miliar) dan mesin (US$ 117 miiliar). Keduanya menyumbang hampir 50% dari total impor asal China yang sebesar US$ 539,5 miliar.
Jadi sebenarnya impor dari China banyak digunakan oleh pengusaha AS untuk meningkatkan produksi. Ketika impor dari China terhambat, maka kemampuan untuk menggenjot produksi ikut melambat.
Pada Oktober 2019, produksi industrial AS bahkan terkontraksi 1,13% year-on-year (YoY). Ini merupakan catatan terburuk sejak September 2016.
Kalau perang dagang terus berlanjut, maka jangan heran pertumbuhan produksi industri AS bakal makin jeblok. Ujungnya adalah pertumbuhan ekonomi bisa ikut terseret ke teritori negatif.
(aji/aji)
Data Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives) mencatat pada 2018 impor terbesar AS dari China adalah mesin listrik (US$ 152 miliar) dan mesin (US$ 117 miiliar). Keduanya menyumbang hampir 50% dari total impor asal China yang sebesar US$ 539,5 miliar.
Jadi sebenarnya impor dari China banyak digunakan oleh pengusaha AS untuk meningkatkan produksi. Ketika impor dari China terhambat, maka kemampuan untuk menggenjot produksi ikut melambat.
Kalau perang dagang terus berlanjut, maka jangan heran pertumbuhan produksi industri AS bakal makin jeblok. Ujungnya adalah pertumbuhan ekonomi bisa ikut terseret ke teritori negatif.
(aji/aji)
Next Page
AS Bermasalah, Dunia Kena Getah
Pages
Most Popular