
Internasional
Akhirnya Xi Jinping Buka Suara soal Ending Perang Dagang
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
22 November 2019 13:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping akhirnya buka suara soal perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Ia berkata dirinya sebenarnya ingin menghindar dari perang dagang. Tapi, dirinya akan melawan jika dibutuhkan.
"Kita ingin bekerja dalam pembicaraan perdamaian fase pertama (ini) dengan dasar saling menghormati dan persamaan," katanya sebagaimana ditulis AFP saat berbicara dalam sebuah forum di Beijing, China, Jumat (22/11/2019).
"Namun ketika dibutuhkan kita akan melawan balik meski kita tengah bekerja secara aktiv untuk menghindari perang dagang. Kita tidak memulai perang dagang ini dan ini bukan-lah hal yang kita inginkan."
Akhir pembicaraan perang damai antara AS dan China masih menjadi pertanyaan. Setelah dipenuhi optimisme karena pertemuan kedua negara di Oktober, pekan ini situasi kelam menghantui akhir cerita pertikaian kedua penguasa ekonomi dunia ini.
Perjanjian damai alot. Pasalnya sejumlah hal masih menjadi kerikil diantara kedua negara.
Mulai dari keinginan China yang meminta AS menghilangkan semua tarif dagang hingga tudingan spionase teknologi dan pembelian produk pertanian AS. Belum lagi, serangan terbuka Trump soal kecurangan China dan ancaman menaikkan tarif jika tak setuju dengan kemauan AS.
Situasi kini-pun semakin memanas dengan diloloskannya UU Hak Asasi Manusia (HAM) dan Demokrasi Hong Kong oleh Senat dan DPR AS. UU yang tinggal menunggu tanda tangan Trump ini bisa membuat pembicaraan damai di ujung tanduk.
DPR AS mengesahkan UU tersebut pada Rabu lalu. Jika lolos di gedung Putih, maka perwakilan AS akan melakukan tinjauan tahunan terhadap otonomi Hong Kong.
Tinjauan ini akan menjadi syarat bagi kawasan itu jika ingin melakukan aktivitas perdagangan dengan AS. UU ini juga memungkinkan AS menjatuhkan sanksi terhadap pejabat yang bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Hong Kong.
Kemarin, Beijing dikabarkan mengundang AS ke China. Namun menurut media AS, The Wall Street Journal, perwakilan dagang negeri Paman Sam itu menunjukkan keengganan untuk hadir.
(sef/sef) Next Article Perang Dagang Membara, Trump Langsung Balas Serangan China
Ia berkata dirinya sebenarnya ingin menghindar dari perang dagang. Tapi, dirinya akan melawan jika dibutuhkan.
"Kita ingin bekerja dalam pembicaraan perdamaian fase pertama (ini) dengan dasar saling menghormati dan persamaan," katanya sebagaimana ditulis AFP saat berbicara dalam sebuah forum di Beijing, China, Jumat (22/11/2019).
Akhir pembicaraan perang damai antara AS dan China masih menjadi pertanyaan. Setelah dipenuhi optimisme karena pertemuan kedua negara di Oktober, pekan ini situasi kelam menghantui akhir cerita pertikaian kedua penguasa ekonomi dunia ini.
Perjanjian damai alot. Pasalnya sejumlah hal masih menjadi kerikil diantara kedua negara.
Mulai dari keinginan China yang meminta AS menghilangkan semua tarif dagang hingga tudingan spionase teknologi dan pembelian produk pertanian AS. Belum lagi, serangan terbuka Trump soal kecurangan China dan ancaman menaikkan tarif jika tak setuju dengan kemauan AS.
Situasi kini-pun semakin memanas dengan diloloskannya UU Hak Asasi Manusia (HAM) dan Demokrasi Hong Kong oleh Senat dan DPR AS. UU yang tinggal menunggu tanda tangan Trump ini bisa membuat pembicaraan damai di ujung tanduk.
DPR AS mengesahkan UU tersebut pada Rabu lalu. Jika lolos di gedung Putih, maka perwakilan AS akan melakukan tinjauan tahunan terhadap otonomi Hong Kong.
Tinjauan ini akan menjadi syarat bagi kawasan itu jika ingin melakukan aktivitas perdagangan dengan AS. UU ini juga memungkinkan AS menjatuhkan sanksi terhadap pejabat yang bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Hong Kong.
Kemarin, Beijing dikabarkan mengundang AS ke China. Namun menurut media AS, The Wall Street Journal, perwakilan dagang negeri Paman Sam itu menunjukkan keengganan untuk hadir.
(sef/sef) Next Article Perang Dagang Membara, Trump Langsung Balas Serangan China
Most Popular