
Ibu Kota Baru Bakal Ada MRT, Total Biaya KA Sampai Rp 200 T
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
20 November 2019 16:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memaparkan rencana pembangunan infrastruktur transportasi ibu kota baru, di Komisi V DPR RI. Salah satu yang akan dibangun adalah transportasi berbasis rel atau perkeretaapian.
Pembangunan infrastruktur perkeretaapian butuh investasi total sebesar Rp 209,6 triliun. Angka tersebut sudah termasuk proyek MRT, KRL, jalur kereta api, dan pengadaan kereta listrik, beserta stasiun.
"Ini baru hitung-hitungan sementara. Nanti juga ada dari kajian Bappenas dan segala macam, baru akan kita hitung kembali. Jadi ini berdasarkan pengalaman kita, selama kita melakukan pembangunan di Indonesia," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djoko Sasono dalam rapat kerja di Komisi V DPR RI, Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Ia mengatakan moda transportasi kereta memang menelan biaya cukup tinggi. Hal ini tak lepas dari penggunaan teknologi canggih sesuai dengan konsep ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim), yakni smart city.
"Yang pasti tentunya ini pembangunan baru dan segala macam, dan teknologi yang kita buat itu kan smart city," katanya.
Khusus untuk MRT, dijelaskan bahwa moda transportasi itu akan menghubungkan Balikpapan dengan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Terdapat 2 tahap pembangunan MRT yang dipaparkan.
Tahap pertama ialah Bandara Sepinggan Balikpapan-Karang Joang-Sepaku Penajam Paser Utara-Pusat Ibu Kota Baru. Sedangkan MRT tahap kedua yakni Karang Joang Balikpapan-Semboja Kutai Kartanegara-Sepaku Penajam Paser Utara-Pusat Ibu Kota Baru. Secara keseluruhan, MRT tahap pertama dan kedua akan memiliki 9 stasiun.
Selain MRT, akan dibangun pula kereta api antar kota dengan rute Samarinda-Balikpapan-Tanjung. Sehingga akses ibu kota baru dari daerah sekitarnya akan lebih mudah.
"Ini kami sebut kereta api antar kota Trans Kalimantan. Konektivitas dari ibu kota negara ke daerah sekitarnya juga dibangun," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Sudah Turun Tangan, Proyek MRT Masih Bermasalah!
Pembangunan infrastruktur perkeretaapian butuh investasi total sebesar Rp 209,6 triliun. Angka tersebut sudah termasuk proyek MRT, KRL, jalur kereta api, dan pengadaan kereta listrik, beserta stasiun.
"Ini baru hitung-hitungan sementara. Nanti juga ada dari kajian Bappenas dan segala macam, baru akan kita hitung kembali. Jadi ini berdasarkan pengalaman kita, selama kita melakukan pembangunan di Indonesia," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djoko Sasono dalam rapat kerja di Komisi V DPR RI, Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Ia mengatakan moda transportasi kereta memang menelan biaya cukup tinggi. Hal ini tak lepas dari penggunaan teknologi canggih sesuai dengan konsep ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim), yakni smart city.
"Yang pasti tentunya ini pembangunan baru dan segala macam, dan teknologi yang kita buat itu kan smart city," katanya.
Khusus untuk MRT, dijelaskan bahwa moda transportasi itu akan menghubungkan Balikpapan dengan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Terdapat 2 tahap pembangunan MRT yang dipaparkan.
Tahap pertama ialah Bandara Sepinggan Balikpapan-Karang Joang-Sepaku Penajam Paser Utara-Pusat Ibu Kota Baru. Sedangkan MRT tahap kedua yakni Karang Joang Balikpapan-Semboja Kutai Kartanegara-Sepaku Penajam Paser Utara-Pusat Ibu Kota Baru. Secara keseluruhan, MRT tahap pertama dan kedua akan memiliki 9 stasiun.
Selain MRT, akan dibangun pula kereta api antar kota dengan rute Samarinda-Balikpapan-Tanjung. Sehingga akses ibu kota baru dari daerah sekitarnya akan lebih mudah.
"Ini kami sebut kereta api antar kota Trans Kalimantan. Konektivitas dari ibu kota negara ke daerah sekitarnya juga dibangun," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Sudah Turun Tangan, Proyek MRT Masih Bermasalah!
Most Popular