
Benua Merah yang Benar-benar Membara
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2019 16:56

Keempat adalah Bolivia. Seperti Chile, negara ini juga sedang dihantam gelombang demonstrasi.
Kisruh di Bolivia dimulai pada 20 Oktober, hari Pemilu Presiden. Hasil sementara menunjukkan calon petahana (incumbent) Evo Morales menang dengan perolehan 45% suara. Sementara pesaingnya, Carlos Mesa, meraup 38%. Setelah 84% suara sudah direkapitulasi, perhitungan dihentikan sementara.
Agar tidak ada putaran kedua, seorang kandidat harus unggul dengan selisih suara 10 poin persentase. Hasil 45:38 belum cukup bagi Morales untuk memuluskan jalan menuju periode keempatnya.
Btw, Morales adalah presiden dengan masa jabatan terlama di Amerika Latin. Dia menjadi orang nomor 1 di Bolivia sejak 2006.
Para pengamat internasional menilai Morales melakukan kecurangan Pemilu agar bisa menang telak tanpa putaran kedua. Pendukung Mesa yang murka turun ke jalan di ibu kota La Paz dan kota-kota lainnya. Aksi unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan massal.
Pada 24 Oktober, Morales mengklaim kemenangannya dengan skor 47,08% berbanding 36,52%. Namun sikap Morales mengundang antipati dari lingkungan pemerintahannya sendiri. Sejumlah pejabat pemerintah memilih mundur dan bergabung dengan gerakan oposisi.
Akhirnya setelah dijadikan target aksi massa, Morales memutuskan mundur pada 10 November. Dua hari kemudian, Morales tiba di Meksiko dengan status sebagai pencari suaka.
Selama aksi demonstrasi dan kerusuhan lebih dari 20 orang meninggal dunia. Hingga saat ini, fasilitas umum, pelayanan publik, dan aktivitas ekonomi di Bolivia belum pulih 100%.
So, begitulah gambaran gejolak di Benua Merah. Sesuai julukannya, kawasan ini memang sedang merah membara...
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/sef)
Kisruh di Bolivia dimulai pada 20 Oktober, hari Pemilu Presiden. Hasil sementara menunjukkan calon petahana (incumbent) Evo Morales menang dengan perolehan 45% suara. Sementara pesaingnya, Carlos Mesa, meraup 38%. Setelah 84% suara sudah direkapitulasi, perhitungan dihentikan sementara.
Agar tidak ada putaran kedua, seorang kandidat harus unggul dengan selisih suara 10 poin persentase. Hasil 45:38 belum cukup bagi Morales untuk memuluskan jalan menuju periode keempatnya.
Para pengamat internasional menilai Morales melakukan kecurangan Pemilu agar bisa menang telak tanpa putaran kedua. Pendukung Mesa yang murka turun ke jalan di ibu kota La Paz dan kota-kota lainnya. Aksi unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan massal.
Pada 24 Oktober, Morales mengklaim kemenangannya dengan skor 47,08% berbanding 36,52%. Namun sikap Morales mengundang antipati dari lingkungan pemerintahannya sendiri. Sejumlah pejabat pemerintah memilih mundur dan bergabung dengan gerakan oposisi.
Akhirnya setelah dijadikan target aksi massa, Morales memutuskan mundur pada 10 November. Dua hari kemudian, Morales tiba di Meksiko dengan status sebagai pencari suaka.
Selama aksi demonstrasi dan kerusuhan lebih dari 20 orang meninggal dunia. Hingga saat ini, fasilitas umum, pelayanan publik, dan aktivitas ekonomi di Bolivia belum pulih 100%.
So, begitulah gambaran gejolak di Benua Merah. Sesuai julukannya, kawasan ini memang sedang merah membara...
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular