
Muncul Lagi Negara Korban Krisis Ekonomi: Argentina

Jakarta, CNBC Indonesia - Argentina saat ini ikut mengalami krisis ekonomi. Hal ini terlihat dari panic buying yang mulai terjadi di negara itu.
Mengutip AFP, beberapa warga Negeri Tango menyebut harga-harga barang telah meningkat cukup pesat di seluruh negeri. Ini membuat warga akhirnya memutuskan untuk memborong setiap barang yang belum mengalami kenaikan harga yang tinggi.
"Setiap hari rasanya seperti pergi berburu singa," kata Luis Sacco di depan toko elektroniknya yang terletak di ibu kota Buenos Aires, Jumat (8/7/2022).
Beberapa pedagang selain Sacco juga mengungkapkan hal yang sama. Di sebuah toko cat di wilayah Floresta, warga dilaporkan mulai memborong bahan pewarna bangunan itu meski telah terjadi kenaikan harga.
"Ada banyak kecemasan, banyak spekulasi. Tidak ada yang tahu di mana harga sebenarnya, mereka tidak ditentukan oleh biaya," ujar manager toko, Leo.
"Ini luar biasa karena orang punya uang, mereka konsumsi, akhir-akhir ini kita jualan gila-gilaan, pesanan online meledak," tambahnya.
Meski terjadi kepanikan di perdagangan elektronik dan bahan bangunan, pemandangan berbeda terjadi di sektor pangan. Warga mulai dilaporkan mengurangi konsumsinya terhadap bahan-bahan pangan utamanya yang berasal dari luar negeri karena kenaikan harga.
"Yang dari luar negeri seperti pisang, pepaya dan melon meningkat 30 persen sejak Senin. Orang-orang masih membeli, tetapi lebih sedikit," kata John Quinteros, pemilik toko buah dan sayur di wilayah Floresta.
Krisis ini sendiri bermula dari pengunduran diri Menteri Ekonomi Martin Guzman pada Sabtu lalu. Ia memutuskan untuk mundur setelah tekanan dari koalisi pemerintahan kiri-tengah Frente de Todos (Front Semua Orang) Presiden Alberto Fernandez.
Hal ini pun cukup mengguncang ekonomi negara asal pesepakbola Diego Maradona itu. Pasalnya, Guzman adalah kepala negosiator dalam tawar-menawar Argentina dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk merestrukturisasi utang senilai US$ 44 miliar.
Guzman sendiri sebenarnya disebut-sebut terjebak dalam orkestrasi politik antara Presiden Fernandez dan wakilnya yang juga mantan presiden, Cristina Kirchner. Tak lama setelah pengunduran dirinya, ia digantikan oleh loyalis Kirchner Silvina Batakis.
Sementara itu, inflasi yang terjadi di Argentina telah mencapai 60% dalam 12 bulan terakhir. Tak hanya itu, perdagangan mata uang peso di pasar sempat turun dari 239 menjadi 280 per satu dollar Amerika Serikat (AS) pada hari Senin. Padahal, nilai tukar resmi adalah 132.
Sebagian warga beranggapan bahwa perekonomian negara itu mungkin akan menurun sebagai dampak dari mundurnya Guzman.
"Itu adalah hari Minggu terpanjang dalam hidup saya. Tidak tahu apakah akan membuka jendela atau tidak, (dan) hari Senin memikirkan bencana," tambah Sacco menggambarkan momen pergantian posisi Menteri Ekonomi dari Guzman ke Batakis.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan Seram Jokowi, Hingga Inflasi Korsel Cetak Rekor