
Ritel Loyo, Daya Beli Masyarakat Lesu & Ekonomi Melemah
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 November 2019 06:19

Untuk melihat apakah daya beli masyarakat melemah atau tidak mari tengok pos inflasi inti. Inflasi inti merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga barang dan jasa yang cenderung kecil fluktuasinya.
Dalam perhitungan inflasi inti, barang dan jasa yang fluktuasi harganya cenderung tinggi seperti bahan makanan serta barang dan jasa yang harganya diatur oleh pemerintah tidak diikutsertakan.
Inflasi inti sebenarnya terus mengalami kenaikan. Namun tak bisa dipungkiri bahwa daya beli masyarakat tanah air tumbuh melambat dan tidak sekuat dulu.
Senada dengan inflasi inti, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesai bulan September turun menjadi 121,8. IKK terus mengalami penurunan sejak Juni.
Walau masih di atas angka 100 yang menunjukkan konsumen masih optimis, namun kalau ini terus terjadi maka tentu optimisme akan tergerus dan jadi pesimis. Ketika konsumen pesimis terhadap perekonomian saat ini dan masa depan, maka mereka cenderung akan membatasi konsumsi mereka.
Berdasarkan rilis data BPS terakhir, pada bulan Oktober terjadi inflasi sebesar 0,02%. Pada pos bahan makanan masih terjadi deflasi namun tidak sedalam pada bulan September.
BI memprediksikan bahwa penjualan eceran pada Oktober akan naik dengan pertumbuhan mencapai 2,9% YoY. Peningkatan akan ditopang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan pertumbuhan 4,4% serta kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang tumbuh 0,5%.
Namun ketika melihat IKK yang terus turun tak menutup kemungkinan bahwa pertumbuhan penjualan ritel tidak akan naik terlalu tinggi atau bahkan malah semakin tertekan. Terakhir BI merilis bahwa angka IKK bulan Oktober kembali turun ke level 118,4.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Dalam perhitungan inflasi inti, barang dan jasa yang fluktuasi harganya cenderung tinggi seperti bahan makanan serta barang dan jasa yang harganya diatur oleh pemerintah tidak diikutsertakan.
Senada dengan inflasi inti, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesai bulan September turun menjadi 121,8. IKK terus mengalami penurunan sejak Juni.
Walau masih di atas angka 100 yang menunjukkan konsumen masih optimis, namun kalau ini terus terjadi maka tentu optimisme akan tergerus dan jadi pesimis. Ketika konsumen pesimis terhadap perekonomian saat ini dan masa depan, maka mereka cenderung akan membatasi konsumsi mereka.
Berdasarkan rilis data BPS terakhir, pada bulan Oktober terjadi inflasi sebesar 0,02%. Pada pos bahan makanan masih terjadi deflasi namun tidak sedalam pada bulan September.
![]() |
Namun ketika melihat IKK yang terus turun tak menutup kemungkinan bahwa pertumbuhan penjualan ritel tidak akan naik terlalu tinggi atau bahkan malah semakin tertekan. Terakhir BI merilis bahwa angka IKK bulan Oktober kembali turun ke level 118,4.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular