
Bos BPJS Diprotes Karena Kaitkan Iuran dengan Pulsa
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
07 November 2019 12:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris diprotes terkait pernyataannya yang menyebut pembayaran premi lebih murah dari membeli pulsa.
Protes tersebut disampaikan langsung oleh Anggot DPR Komisi IX Saleh Partaonan Daulay di ruang rapat Komisi IX DPR, Rabu (6/11/2019).
"Pulsa itu adalah kebutuhan sekunder dan tersier orang kalau nggak punya pulsa telepon orang bisa hidup kita gembira bisa senang bisa beraktivitas bisa sekolah, tapi kalau orang nggak punya akses kepada kesehatan ini bisa susah selalu meriang merinding bahkan bisa meninggal dunia," ujarnya.
Sebelumnya, Fahmi Idris sempat berpendapat, iuran yang naik masih tetap lebih murah dibandingkan harga pulsa.
"Yang kalau kita bicara perbandingan, lebih murah dari pulsa," kata dia di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Apalagi, kata dia, bila iuran BPJS Kesehatan yang naik tersebut dibayar harian akan kelihatan keterjangkauannya, di mana peserta hanya perlu membayar dalam sehari Rp 5.000-Rp 6.000 untuk kelas I, Rp 3.000-Rp 4.000 untuk kelas II, dan tidak lebih dari Rp 2.000 untuk kelas III.
"Bahwa iuran itu ada risetnya masih terjangkau," jelasnya.
Jadi menurutnya salah apabila ada yang menilai pemerintah ingin merugikan masyarakat dengan menaikkan iuran BPJS Kesehatan.
"Kalau ada yang menyatakan pemerintah zalim, pemerintah membuat rakyat makin menderita, pemerintah kemudian menyengsarakan masyarakat itu tidak. Justru pemerintah hadir," tambahnya.
(dru) Next Article Kapan Kelas Standar BPJS Berlaku, Tarifnya Rp 75.000?
Protes tersebut disampaikan langsung oleh Anggot DPR Komisi IX Saleh Partaonan Daulay di ruang rapat Komisi IX DPR, Rabu (6/11/2019).
"Pulsa itu adalah kebutuhan sekunder dan tersier orang kalau nggak punya pulsa telepon orang bisa hidup kita gembira bisa senang bisa beraktivitas bisa sekolah, tapi kalau orang nggak punya akses kepada kesehatan ini bisa susah selalu meriang merinding bahkan bisa meninggal dunia," ujarnya.
"Yang kalau kita bicara perbandingan, lebih murah dari pulsa," kata dia di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Apalagi, kata dia, bila iuran BPJS Kesehatan yang naik tersebut dibayar harian akan kelihatan keterjangkauannya, di mana peserta hanya perlu membayar dalam sehari Rp 5.000-Rp 6.000 untuk kelas I, Rp 3.000-Rp 4.000 untuk kelas II, dan tidak lebih dari Rp 2.000 untuk kelas III.
"Bahwa iuran itu ada risetnya masih terjangkau," jelasnya.
Jadi menurutnya salah apabila ada yang menilai pemerintah ingin merugikan masyarakat dengan menaikkan iuran BPJS Kesehatan.
"Kalau ada yang menyatakan pemerintah zalim, pemerintah membuat rakyat makin menderita, pemerintah kemudian menyengsarakan masyarakat itu tidak. Justru pemerintah hadir," tambahnya.
(dru) Next Article Kapan Kelas Standar BPJS Berlaku, Tarifnya Rp 75.000?
Most Popular