DPR Protes Bos BPJS Soal Bayar Iuran Lebih Murah dari Pulsa!
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
06 November 2019 16:32
Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay menegur Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris terkait pernyataannya yang menyebutkan pembayaran premi lebih murah dari membeli pulsa.
"Pulsa itu adalah kebutuhan sekunder dan tersier orang kalau nggak punya pulsa telepon orang bisa hidup kita gembira bisa senang bisa beraktivitas bisa sekolah, tapi kalau orang nggak punya akses kepada kesehatan ini bisa susah selalu meriang merinding bahkan bisa meninggal dunia," kata Saleh saat rapat kerja dengan Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
"Tolong dicabut itu. Itu urusan pemerintah gitu, Itu kan undang-undang pemerintah naikkan [iuran] bukan dikomentari nggak pas gitu loh. Saya protes ini benar-benar."
Sebelumnya memang Fahmi Idris berpendapat, iuran yang naik masih tetap lebih murah dibandingkan harga pulsa.
"Yang kalau kita bicara perbandingan, lebih murah dari pulsa," kata dia di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Apalagi, kata dia, bila iuran BPJS Kesehatan yang naik tersebut dibayar harian akan kelihatan keterjangkauannya, di mana peserta hanya perlu membayar dalam sehari Rp 5.000-Rp 6.000 untuk kelas I, Rp 3.000-Rp 4.000 untuk kelas II, dan tidak lebih dari Rp 2.000 untuk kelas III.
"Bahwa iuran itu ada risetnya masih terjangkau," jelasnya.
Jadi menurutnya salah apabila ada yang menilai pemerintah ingin merugikan masyarakat dengan menaikkan iuran BPJS Kesehatan.
"Kalau ada yang menyatakan pemerintah zalim, pemerintah membuat rakyat makin menderita, pemerintah kemudian menyengsarakan masyarakat itu tidak. Justru pemerintah hadir," tambahnya.
(dru/miq) Next Article BPJS Kesehatan Kelas 1-3 Dihapus Juli, Cek Tarif Terbarunya
"Pulsa itu adalah kebutuhan sekunder dan tersier orang kalau nggak punya pulsa telepon orang bisa hidup kita gembira bisa senang bisa beraktivitas bisa sekolah, tapi kalau orang nggak punya akses kepada kesehatan ini bisa susah selalu meriang merinding bahkan bisa meninggal dunia," kata Saleh saat rapat kerja dengan Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
"Yang kalau kita bicara perbandingan, lebih murah dari pulsa," kata dia di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Apalagi, kata dia, bila iuran BPJS Kesehatan yang naik tersebut dibayar harian akan kelihatan keterjangkauannya, di mana peserta hanya perlu membayar dalam sehari Rp 5.000-Rp 6.000 untuk kelas I, Rp 3.000-Rp 4.000 untuk kelas II, dan tidak lebih dari Rp 2.000 untuk kelas III.
"Bahwa iuran itu ada risetnya masih terjangkau," jelasnya.
Jadi menurutnya salah apabila ada yang menilai pemerintah ingin merugikan masyarakat dengan menaikkan iuran BPJS Kesehatan.
"Kalau ada yang menyatakan pemerintah zalim, pemerintah membuat rakyat makin menderita, pemerintah kemudian menyengsarakan masyarakat itu tidak. Justru pemerintah hadir," tambahnya.
(dru/miq) Next Article BPJS Kesehatan Kelas 1-3 Dihapus Juli, Cek Tarif Terbarunya
Most Popular