Lirik Petrokimia, Pertamina Mau Mayoritas di Kilang TPPI

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 November 2019 20:10
Pertamina lirik bisnis petrokimia, dan ingin kelola kilang TPPI yang ada di Tuban Petro
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah saat ini tengah mewacanakan mengubah status PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

TPPI merupakan anak dari PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) yang hampir 96% sahamnya dikuasai pemerintah. Di tengah isu TPI akan menjadi BUMN, PT Pertamina (Persero) menyampaikan keinginannya untuk menjadi pemilik saham mayoritas di kilang TPPI.

Corporate Secretary Pertamina Tajudin Noor mengatakan saat ini Pertamina baru memiliki sekitar 48% saham di TPPI. Menurutnya impor petrokimia saat ini masih cukup banyak. Pertamina berharap dengan memiliki saham mayoritas, pihaknya bisa mengendalikan sehingga bisa memaksimalkan produksi petrokimia.

"Karena memang yang punya kompetensi Pertamina, di Indonesia kita tahu petrokimia masih banyak sekali impor," terangnya di Kantor Pusat Pertamina, Rabu, (6/11/2019).



Pertamina tidak merinci berapa total saham mayoritas yang akan dimiliki nantinya. TPPI menurutnya adalah kilang cantik, modern, dan petrokimianya bagus, sayang jika tidak dimaksimalkan. Dalam hal ini, Pertamina bisa menguasai TPPI secara langsung ataupun lewat induknya TPI.

"Ada beberapa skema ini masih dalam pembicaraan semua , tapi kita harapkan di akhir tahun ini, mudah-mudahan sudah ketemu skema terbaiknya karena ini kan bicara pemerintah dan Pertamina juga. Cuma bagaimana skema terbaiknya kita akan putuskan ini akan digodok terus," imbuhnya.

Pertamina mengaku sudah menyiapkan anggaran untuk menjadi pemilik saham mayoritas TPPI. Sayang pertamina belum bersedia menyampaikan berapa besarannya. "Bisa right issue atau beli saham stakeholder lain. Kita harapkan makin cepat makin bagus."

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyinggung soal defisit neraca dagang yang bikin pusing negara dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, Indonesia terlalu banyak impor-impor yang tidak perlu. Padahal, lanjut dia, negeri ini memiliki banyak sumber daya yang bisa diolah dan dimanfaatkan untuk menekan impor. Salah satu yang menjadi sorotannya adalah sektor migas dan energi.

"Impor LPG, kenapa harus impor LPG? Batu bara dengan teknologi bisa dikonversi, kita gudangnya batu bara, kita melimpah," kata Jokowi di Indonesia Banking Expo 2019 di Hotel Fairmont, Rabu (06/11/2019).

Selain LPG, ia juga menyinggung soal potensi petrokimia yang sampai saat ini masih impor besar-besaran. "Padahal kita bisa produksi barang itu, kenapa harus diteruskan seperti itu?"

Menanggapi hal ini Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dengan mamaksimalkan TPPI nantinya setelah menjadi mayoritas, defisit ini bisa ditekan, meski belum ada angka rinciannya. "Ya pasti dong menekan defisit," ungkapnya. 


(gus/gus) Next Article Sah, Pertamina Kelola Kilang Petrokimia Tuban Petro!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular