Diingatkan IMF: 'Jokowi Hati-hati Kelola Moneter dan Fiskal'
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 November 2019 10:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi pembicara dalam Indonesia Banking Expo 2019.
Jokowi bercerita saat bertemu dengan Managing Director IMF Kristalina Georgieva. Ia diingatkan untuk hati-hati mengelola fiskal dan moneternya karena kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak sehat.
"Saya ketemu Managing Director IMF yang baru Kristalina. Dia berikan sebuah warning. Jokowi hati-hati mengelola moneter dan fiskal. Hati-hati karena kondisinya seperti ini," ungkap Jokowi di Hotel Fairmont, Rabu (6/11/2019).
Namun bagaimanapun Jokowi tetap bersyukur. Karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5%.
"Lebih dari 5% sudah bagus, bandingkan dengan negara lain yang sudah minus. Ada yang menuju ke nol, ada yang berkurang 1,5%-2%. Ada yang dulu 7% kemudian anjlok. Ini patut disyukuri. Kita harus bersyukur," imbuh Jokowi.
Jokowi berharap, Indonesia juga harus bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Namun yang tetap perlu dilakukan adalah pembangunan infrastruktur karena kita ketinggalan jauh dari negara lain.
Perlambatan ekonomi Indonesia kian nampak sejak triwulan I-2019. Dan BPS baru saja melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh melambat pada triwulan III-2019.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% di triwulan III-2019 atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,05%.
(dru/dru) Next Article Loyo! PDB Kuartal IV-2019 Tumbuh 4,97%, Terendah Sejak 2016
Jokowi bercerita saat bertemu dengan Managing Director IMF Kristalina Georgieva. Ia diingatkan untuk hati-hati mengelola fiskal dan moneternya karena kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak sehat.
"Saya ketemu Managing Director IMF yang baru Kristalina. Dia berikan sebuah warning. Jokowi hati-hati mengelola moneter dan fiskal. Hati-hati karena kondisinya seperti ini," ungkap Jokowi di Hotel Fairmont, Rabu (6/11/2019).
![]() |
"Lebih dari 5% sudah bagus, bandingkan dengan negara lain yang sudah minus. Ada yang menuju ke nol, ada yang berkurang 1,5%-2%. Ada yang dulu 7% kemudian anjlok. Ini patut disyukuri. Kita harus bersyukur," imbuh Jokowi.
Jokowi berharap, Indonesia juga harus bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Namun yang tetap perlu dilakukan adalah pembangunan infrastruktur karena kita ketinggalan jauh dari negara lain.
Perlambatan ekonomi Indonesia kian nampak sejak triwulan I-2019. Dan BPS baru saja melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh melambat pada triwulan III-2019.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% di triwulan III-2019 atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,05%.
(dru/dru) Next Article Loyo! PDB Kuartal IV-2019 Tumbuh 4,97%, Terendah Sejak 2016
Most Popular