
Miris! Tingkat Pengangguran Terbuka Lulusan SMK Paling Tinggi
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
05 November 2019 19:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia bulan Agustus 2019 turun menjadi 5,28% dibanding tahun lalu yang mencapai 5,34%. Walaupun turun ada beberapa hal yang memprihatinkan, salah satunya TPT Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang masih tinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka TPT bulan Agustus 2019. Berdasarkan jenjang pendidikannya TPT lulusan SD merupakan yang terendah, sementara angka TPT untuk jenjang SMK merupakan yang tertinggi.
Angka TPT lulusan SD bulan Agustus 2019 mencapai 2,41%. Pada periode yang sama angka TPT lulusan SMK justru berada di 10.42%.
Sungguh miris tentunya melihat hal ini karena SMK didesain untuk menciptakan lulusan yang siap masuk dunia kerja dengan kemampuan teknis yang mereka miliki.
Memang sejak 2017, angka TPT Indonesia mengalami penurunan. Pada 2017 angka TPT SMK Indonesia mencapai 11,41% dan turun di tahun 2019 menjadi 10.42%. Namun, angka TPT tersebut masih di atas 10%.
Saat ini, ekonomi Indonesia di topang oleh sektor industri dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hampir 20%. Namun ironinya, di saat Indonesia di topang oleh sektor industri manufaktur pengolahan, jumlah pengangguran SMK malah tinggi. Padahal seharusnya lulusan SMK banyak diserap di sektor industri manufaktur.
Tim Riset CNBC Indonesia menyoroti adanya isu struktural yang perlu diperhatikan pemerintah terkait dengan fenomena ini. Pertama, walaupun masih disokong oleh sektor industri manufaktur sektor tersier seperti perdagangan dan jasa tumbuh pesat.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor perdagangan tumbuh 4,75% pada kuartal III-2019 (YoY). Pertumbuhan sektor perdagangan lebih tinggi dibandingkan dengan sektor industri yang hanya tumbuh 4,15% pada kuartal III-2019 (YoY).
Sektor jasa tumbuh pesat melampaui laju pertumbuhan ekonomi nasional. Tercatat pada kuartal III-2019 sektor jasa keuangan dan asuransi tumbuh 6,15% (YoY), jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 9,19% (YoY), jasa perusahaan naik 10,22% (YoY) dan jasa lainnya mengalami kenaikan sebesar 10,72% secara tahunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka TPT bulan Agustus 2019. Berdasarkan jenjang pendidikannya TPT lulusan SD merupakan yang terendah, sementara angka TPT untuk jenjang SMK merupakan yang tertinggi.
Angka TPT lulusan SD bulan Agustus 2019 mencapai 2,41%. Pada periode yang sama angka TPT lulusan SMK justru berada di 10.42%.
Sungguh miris tentunya melihat hal ini karena SMK didesain untuk menciptakan lulusan yang siap masuk dunia kerja dengan kemampuan teknis yang mereka miliki.
Memang sejak 2017, angka TPT Indonesia mengalami penurunan. Pada 2017 angka TPT SMK Indonesia mencapai 11,41% dan turun di tahun 2019 menjadi 10.42%. Namun, angka TPT tersebut masih di atas 10%.
Saat ini, ekonomi Indonesia di topang oleh sektor industri dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hampir 20%. Namun ironinya, di saat Indonesia di topang oleh sektor industri manufaktur pengolahan, jumlah pengangguran SMK malah tinggi. Padahal seharusnya lulusan SMK banyak diserap di sektor industri manufaktur.
Tim Riset CNBC Indonesia menyoroti adanya isu struktural yang perlu diperhatikan pemerintah terkait dengan fenomena ini. Pertama, walaupun masih disokong oleh sektor industri manufaktur sektor tersier seperti perdagangan dan jasa tumbuh pesat.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor perdagangan tumbuh 4,75% pada kuartal III-2019 (YoY). Pertumbuhan sektor perdagangan lebih tinggi dibandingkan dengan sektor industri yang hanya tumbuh 4,15% pada kuartal III-2019 (YoY).
Sektor jasa tumbuh pesat melampaui laju pertumbuhan ekonomi nasional. Tercatat pada kuartal III-2019 sektor jasa keuangan dan asuransi tumbuh 6,15% (YoY), jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 9,19% (YoY), jasa perusahaan naik 10,22% (YoY) dan jasa lainnya mengalami kenaikan sebesar 10,72% secara tahunan.
Next Page
Mengapa Lulusan SMK Banyak Menganggur?
Pages
Most Popular