Mendikbud Tak Jamin Lulusan SMK 100% Bisa Kerja

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
07 October 2019 15:19
Lulusan SMK selama ini jadi penyumbang pengangguran tertinggi.
Foto: Mendikbud Muhadjir Effendy (Andhika Prasetya/detikcom)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah menyiapkan revitalisasi SMK 2020-2025. Beberapa perubahan akan diterapkan pada SMK agar lulusan diserap banyak ke dunia kerja. Selama ini SMK menyumbang lulusan dengan pengangguran paling tinggi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadhir Effendy menjelaskan, dalam revitalisasi SMK secara bertahap jumlah SMK nantinya akan lebih banyak dibanding SMA. Sistem kurikulum diubah dari semula supply base ke demand base. Artinya, kurikulum SMK akan ditentukan oleh dunia usaha agar klop dengan kebutuhan industri di lapangan. 

Hanya saja, Muhadjir belum dapat menjamin lulusan SMK akan terserap 100% ke dunia kerja.



"Kalau 100% tidak, ya. Tetapi kita upayakan meningkatkan daya serap dan yang lebih penting dia (siswa) meningkatkan produktivitas. Orang produktif belum tentu bekerja produktif," kata Muhadjir seusai rakor Vokasi di Kemenko Perekonomian, Senin (7/10/2019).

Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat pada Februari 2019 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,01%. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2019 sebanyak 136,18 juta orang, naik 2,24 juta oran dibanding Februari 2018. Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat sebesar 0,12 persen poin.

"Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih tertinggi di antara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,63 persen," jelas BPS dalam laporannya.

Selama ini kalangan pengusaha menilai tenaga kerja Indonesia kurang berdaya saing dibanding dengan beberapa negara ASEAN lain. Hal ini yang mendera lulusan SMK yang seyogyanya ditempah untuk masuk ke dunia kerja.

Muhadjir mengakui rendahnya tingkat keterserapan lulusan SMK ke dunia kerja. Sehingga hal ini mendorong Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan revitalisasi SMK melalui Inpres 9/2016.

Ia menambahkan, Surat Keputusan untuk revitalisasi SMK baru dikeluarkan pada awal 2017. Kemudian, pihaknya mulai melakukan penataan dan persiapannya pada 2018 sehingga memang revitalisasi SMK perlu waktu. Sebanyak 5000 SMK ditarget telah direvitalisasi pada 2025 mendatang.

"Ini masalah kita menghadapi era bonus demografi, ledakan orang usia produktif, tapi mereka kan belum tentu bekerja produktif. Jadi supaya orang produktif ini bisa bekerja produktif maka inilah revitalisasi SMK," kata Muhadjir.



Total anggaran untuk revitalisasi SMK sebanyak 4,3 Triliun. Dalam prosesnya, siswa SMK akan diberikan pelatihan sertifikasi sesuai masing-masing bidang baik dari Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNSP) atau lembaga sertifikat internasional lainnya. Pemerintah memfokuskan siswa SMK agar terserap di sektor pariwisata, pertanian produktif, ekonomi kreatif, kemaritiman, dan energi pertambangan.

"Kita sekarang berusaha untuk membuat terobosan agar anak SMK bisa masuk ke dunia kerja dengan cara kerja sama dengan industri, pemagangan, karena itu sekarang diupayakan anak-anak SMK belajar 60-70% di dunia industri. Tidak di kelas, tapi praktik di lapangan. Jadi ketika dia tamat langsung ke dunia kerja," jelasnya.
(hoi/hoi) Next Article Pengangguran Terbanyak di Jawa Barat & Didominasi Siswa SMK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular