Lima 'Obat' Mujarab dari BI Agar RI Lolos dari Gejolak Global

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
29 October 2019 13:36
BI mengungkapkan ada 5 fokus yang harus dikerjakan saat menghadapi ketidakpastian global.
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam acara Asia's Trade and Economic Prioruties 2020. (CNBC Indonesia/Efrem Siregar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan perlu ada 5 fokus dalam menghadapi tantangan ekonomi dari tekanan ekonomi dan keuangan global yang tidak kondusif.

Hal ini disampaikan dalam pidatonya di hadapan peserta Asia's Trade and Economic Priorities 2020, Jakarta, Selasa (29/10/2019).

Tantangan Indonesia terlihat dari kecenderungan pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat karena berlanjutnya perang dagang, risiko geopolitik termasuk Brexit di Eropa. Tantangan lain berkaitan dengan ketidakpastian pasar keuangan global dan kian maraknya ekonomi keuangan digital.

Perry mengatakan, Indonesia merespons tiga tantangan tersebut dengan sinergi antara BI, pemerintah, OJK, dunia usaha dan dunia keuangan. Ada 5 fokus dalam sinergi tersebut.

Pertama, membangun sinergi bauran kebijakan di BI.

"Suku bunga kita lakukan terus menerus sekarang 5%, relaksasi makroprudensial, uang muka perumahan dan lain-lain, dari Kemenkeu memberikan fiskal stimulus pengeluaran anggaran yang terus didorong meski defisit fiskal sedikit naik dari 1,7% ke 2,2% tapi masih terkendali. Kita juga berkoordinasi untuk mendorong ekonomi keuangan digital dengan visi sistem pembayaran 2025," kata Perry.

Kedua, fokus untuk mencari sumber-sumber pertumbuhan baru, yaitu pengembangan kawasan untuk manufaktur, mendorong pariwisata, UMKM, dan keuangan digital.

"Itu sumber pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, termasuk maritim," jelasnya.

Ketiga, fokus untuk terus melakukan transformasi ekonomi dengan pemangkasan izin investasi dan juga pengembangan infrastruktur untuk mendorong pengembangan kawasan ekonomi dan pariwisata.



Keempat, fokus untuk terus menggalang kerjasama dengan berbagai negara, baik melalui bilateral ataupun regional untuk mendorong perdagangan dan investasi.

"Apakah melalui ASEAN, APEC, atau bilateral FTA dengan Australia, EU, termasuk RCEP, termasuk India di situ dan juga mencari pasar baru termasuk Afrika," ujar Perry.

Lima, fokus untuk melakukan kerja sama regional dalam keuangan dan bagaimana memperkuat ketahanan secara regional, yaitu melalui Asean+3 dengan Jepang, China, dan Korea.
(hoi/hoi) Next Article Sedih, Perbaikan Ekonomi RI Tak Secepat yang Diperkirakan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular