
Mendag Agus: Atasi Defisit Dagang dengan Filosofi Anggar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Puluhan tahun membesarkan olah raga anggar, Agus Suparmanto mendapat tugas negara untuk menjadi Menteri Perdagangan. Tantangannya berat: mengatasi defisit neraca perdagangan yang mencapai US$ 1,95 miliar (US$ 27,34 triliun) dengan tak mengancam pertumbuhan ekonomi secara makro.
Tidak banyak yang diketahui dari sosok politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, selain kedekatannya dengan Muhaimin Iskandar sang Ketua PKB sebagai sesama santri yang terjun ke dunia politik.
Besar di Ibu Kota, lulusan Universitas Nasional ini sempat menimba ilmu agama di sebuah pondok pesantren di Jawa Timur. Dari situlah kedekatannya dengan Muhaimin terbentuk, ketika dia memutuskan berpolitik dengan partai berbasis massa Nahdlatul Ulama (NU) ini.
Beberapa media menyebutkan Agus menjadi pebisnis dengan menjadi Direktur Utama PT Galangan Manggar Biliton (GMB) di mana pakar hukum tata negara yang juga poliitisi Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra masuk ke dalam jajaran pimpinannya.
GMB menggarap proyek pembangunan dok kapal di pinggir aliran sungai Manggar, Belitung Timur dengan menggandeng anak usaha PT Timah Tbk. Beberapa pelaku usaha menyebut Agus juga berbisnis mineral logam sebagai broker, yang memberinya kekuatan dana untuk berpolitik.
Di luar itu, publik mengenalnya sebagai Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar (PB) Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) periode 2014-2018 dan 2019-2022. Namun aktivitas Agus dalam dunia anggar lebih lama dari itu, tepatnya pada 2008. Dia menjadi pengurus PB IKASI bersama berbagai tokoh nasional.
Tidak tanggung-tanggung, IKASI menjadi semacam ajang pertemuan para tokoh besar. Sebut saja mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (AD) Djoko Santoso, Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto, bos grup Salim Anthony Salim, mantan bos Pertamina Ari Sumarno, hingga bos properti The Ning King yang juga menjadi anggota pengurus PB IKASI.
Sebagai menteri yang diangkat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdasarkan pertimbangan politik (perwakilan partai pendukungnya yakni PKB), publik tentu saja sempat bertanya-tanya seputar kapasitas dia dalam menangani persoalan perdagangan.
Satu-satunya latar belakang yang dekat dengan dunia perdagangan internasional hanyalah kiprahnya sebagai broker logam mineral mentah seperti nikel dan timah, di mana dia berhubungan dengan para pembeli internasional.
Filosofi Anggar dalam Perdagangan
Namun mengingat menteri adalah jabatan politik yang juga terkait dengan aspek teknis, kita boleh berharap dia bakal menerapkan filosofi dalam olah-raga anggar, yang semestinya sangat diketahui dengan baik oleh Agus untuk menggerakkan mesin birokrasi di Kementerian Perdagangan guna memperkuat perdagangan nasional.
Anggar pada dasarnya adalah teknik bela diri. Berasal dari Bahasa Prancis 'en garde' (bersiaplah!), cabang olahrga olimpiade ini sarat akan makna filosofis tekait kepemimpinan dan relasi dominasi antar manusia. Presiden pertama Bung Karno misalnya, adalah atlet anggar.
Penulis Prancis Jean Baptiste Poquelin penah menuliskan bahwa rahasia untuk menang dalam anggar terletak pada dua hal: memberi, dan tak menerima. Artinya, penyerangan (offense) adalah satu-satunya pertahanan terbaik (the best defense). Tak ada pilihan atau variasi di luar itu.
Dalam perdagangan internasional, di mana yang berlaku adalah zero sum game (minus dalam perdagangan kita bakal menjadi plus bagi mitra dagang kita, demikian juga sebaliknya) maka tak ada pilihan lain untuk "menyelamatkan" neraca dagang Indonesia selain dengan meningkatkan ekspor dan sesedikit mungkin melakukan impor.
Jika strategi ini dijalankan, bukan tidak mungkin Indonesia akan membalik posisi defisit neraca perdagangan menjadi surplus. Kondisi ini akan membantu memperbaiki neraca transaksi berjalan yang pada gilirannya memperkuat rupiah dan memperbaiki selera investor.
Di tingkat Asia, melalui General Assembly di Tokyo, Jepang, Agus Suparmanto terpilih sebagai Wakil Presiden FCA (Fencing Confederation of Asia/Konfederasi Anggar seluruh Asia) periode Tahun 2017- 2020.
Sayangnya, tim anggar nasional terpuruk. Hanya satu medali perunggu yang diraih dalam ajang Sea Games 2017 di Malaysia. Terakhir, tim prestasi tim anggar Indonesia menjadi Macan Asia sebelum krisis moneter. Saat itu pada 1997 timnas menyabet 11 dari 12 medali emas di ajang Sea Games ke-19 di Manila.
Semoga saja, Agus bisa menerapkan filosofi dalam olah raga anggar tersebut di Kementerian Perdagangan, membawa produk-produk Indonesia merangsek pasar dunia, tak hanya ke seluruh pasar Asia.
Apalagi, Indonesia lagi kedodoran dengan limpahan produk impor yang menghajar produsen lokal mulai dari beras, gula, tekstil hingga alas kaki. Kondisi kian pelik karena muncul ancaman resesi dunia akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Jadi, Pak Agus,.. En garde!
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/gus) Next Article Menteri Ekonomi Jokowi Ini Masih 'Misterius'