Jakarta Waspada Tenggelam! Infiltrasi Air Laut Sampai Monas?

Anisatul Umah & Yuni Astutik, CNBC Indonesia
27 October 2019 16:54
Benarkah infiltrasi air laut sudah sampai monas, dan Jakarta makin waspada tenggelam?
Foto: CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan jika infiltrasi air laut sudah mencapai wilayah Utara Jakarta. Infiltrasi adalah masuknya air ke arah bawah ke dalam tanah.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Rudy Suhendar mengatakan saat ini pihaknya masih terus mendalami apakah infiltrasi tersebut sudah mencapai Monumen Nasional (Monas) atau belum.



"Perkara sampai Monas masih di dalami. Sebab beberapa wilayah di monas airnya tak asin, kantor ESDM juga tidak," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Minggu (27/10/2019).

Infiltrasi bisa terjadi di banyak wilayah. Namun pemerintah saat ini memang fokus bagaimana infiltrasi di Jakarta tidak meluas. Ada dua hal yang menjadi fokus untuk penanganan infiltrasi tersebut.

"Apa yang mesti dilakukan? Terkait kegiatan manusia, beban infrastruktur harus tepat tumpuannya di mana sehingga tak mempercepat infiltrasi. Kemudian terkait perizinan dan syarat bangunan dibatasi," ujarnya.

Dia tak menyebut secara pasti berapa nilai kerugian akibat infiltrasi ini. Yang pasti, jika ada eksploitasi air tanah akan ada kerugian terhadap bangunan. "Adanya rob karena lebih rendah dari permukaan air laut dan terjadi genangan karena hujan berlebih," terangnya lagi.

Penggunaan air tanah yang jor-joran membuat laju penurunan tanah semakin cepat. Bahkan di kawasan Ancol, Jakarta Utara penurunan tanahnya mencapai 12 cm. Sebanyak 60 persen pemenuhan kebutuhan air warga Jakarta masih disuplly air tanah.

Rudy Suhendar menerangkan kawasan Jakarta Utara terbentuk dari batuan yang masih muda. Lapisan-lapisan yang belum padu sehingga terjadi penurunan permukaan.

Dirinya menerangkan, infiltrasi merupakan tekanan air laut yang leih besar dari tekanan air tanah. Menurutnya di bawah permukaan Jakarta ini terdiri dari lapisan-lapisan pembawa air.

"Lapisan berbentuk lensa-lensa yang tidak homogen. Ada lensa yang pengambilan air tanahnya sudah banyak, nah itulah yang tersusupi apabila dia menerus ke laut tapi kalau lensa yang tidak menerus ke laut mungkin tidak itu," terangnya.


Lebih lanjut dirinya menerangkan pihaknya baru melaunching atlas peta likuifaksi 1 : 100.000 untuk wilayah Indonesia. Termasuk wilayah-wilayah perkotaan yang ada endapan aluvial, sebagian memiliki potensi likuifaksi. Setiap derah bahannya beda-beda.

"Jakarta mungkin bahannya bentuk-bentuk lapisan tanah dan pasir akan beda dengan yang ada di Palu ekstreamnya dengan yang ada di Padang tidak akan separah itu saya kira tapi kerentanan ada di situ."



[Gambas:Video CNBC]


(gus/gus) Next Article Live Now, Waspada Jakarta Tenggelam!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular