
Internasional
Hati-Hati, dari Asia ke Amerika Demo Menyebar di Mana-mana
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
25 October 2019 08:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Semakin banyaknya demo dan kerusuhan yang terjadi di seluruh dunia beberapa waktu terakhir ternyata mengkhawatirkan pasar keuangan. Para pelaku pasar/investor mengkhawatirkan dampak demo tersebut terhadap keuangan pemerintah, juga kepada banyak hal lainnya yang bisa menimbulkan kerugian.
Apalagi, demo-demo di seluruh dunia mulai dari di Hong Kong, Beirut, Kairo, Santiago, dan lainnya ini terjadi saat perekonomian dunia sedang tumbuh moderat dan angka pengangguran relatif rendah.
Kekacauan ini pun menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi dunia akan terjerat ke dalam resesi pertamanya dalam lebih dari satu dekade. Ini dikarenakan demo yang terjadi, yang kadang diiringi bentrokan, bisa menghambat bisnis. Hal ini pada gilirannya akan merugikan perusahaan-perusahaan dan bisnis karena tidak bisa beroperasi dengan normal.
Lebih parah lagi, bagi perusahaan-perusahaan yang meminjam dana untuk operasinya dan terdampak demo, mereka kemungkinan akan sulit untuk membayar utang. Hal ini bisa membuat perusahaan-perusahaan 'zombie' tersebut pada akhirnya melakukan pengurangan jumlah pekerja alias PHK, yang artinya akan meningkatkan jumlah pengangguran.
Seperti halnya yang disampaikan Marc Ostwald, ahli strategi global di ADM Investor Services.
"Dan karena banyak perusahaan zombie kemudian mengalami 'hambatan', maka pemerintah akan menghadapi meningkatnya pengangguran dan sangat perlu meminjam uang untuk menopang perekonomian mereka, terutama ketika kerusuhan sosial meningkat, seperti yang kita saksikan," jelasnya.
Langkah pelonggaran fiskal ini tentunya akan membuat kreditor dan pemegang obligasi kelabakan, sebab pemerintah dunia saat ini sudah dibanjiri dengan utang.
Melansir Reuters, dari puluhan demo yang terjadi di seluruh dunia, berikut beberapa negara yang dilanda demo paling besar dalam beberapa waktu terakhir:
BERLANJUT KE HAL 2>>>
Apalagi, demo-demo di seluruh dunia mulai dari di Hong Kong, Beirut, Kairo, Santiago, dan lainnya ini terjadi saat perekonomian dunia sedang tumbuh moderat dan angka pengangguran relatif rendah.
Kekacauan ini pun menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi dunia akan terjerat ke dalam resesi pertamanya dalam lebih dari satu dekade. Ini dikarenakan demo yang terjadi, yang kadang diiringi bentrokan, bisa menghambat bisnis. Hal ini pada gilirannya akan merugikan perusahaan-perusahaan dan bisnis karena tidak bisa beroperasi dengan normal.
Seperti halnya yang disampaikan Marc Ostwald, ahli strategi global di ADM Investor Services.
"Dan karena banyak perusahaan zombie kemudian mengalami 'hambatan', maka pemerintah akan menghadapi meningkatnya pengangguran dan sangat perlu meminjam uang untuk menopang perekonomian mereka, terutama ketika kerusuhan sosial meningkat, seperti yang kita saksikan," jelasnya.
Langkah pelonggaran fiskal ini tentunya akan membuat kreditor dan pemegang obligasi kelabakan, sebab pemerintah dunia saat ini sudah dibanjiri dengan utang.
Melansir Reuters, dari puluhan demo yang terjadi di seluruh dunia, berikut beberapa negara yang dilanda demo paling besar dalam beberapa waktu terakhir:
BERLANJUT KE HAL 2>>>
Next Page
Hong Kong
Pages
Most Popular