Dear Mendag, Cara Ini Perlu Dicoba untuk Tekan Defisit Dagang

Tirta Citradi & Arif Gunawan, CNBC Indonesia
25 October 2019 06:49
Perlu Genjot Ekspor Produk Non-Andalan yang Potensial
Foto: Ketua Umum PB Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi), Agus Suparmanto.(CNBC Indonesia/Chandra)
Untuk mendongkrak performa ekspor produk non-unggulan, Kementerian Perdagangan perlu melakukan kajian komprehensif terkait dengan produk atau komoditas apa saja yang potensial untuk diekspor beserta peluang pasar destinasinya.

UKM-UKM Indonesia yang berorientasi ekspor perlu didorong melalui berbagai racikan kebijakan yang tepat sasaran. Perlu diketahui bahwa lebih dari 90% pelaku usaha di Indonesia tergolong UKM, Jika UKM tersebut sukses mengekspor dan menerima kenaikan pesanan, bisa dibayangkan betapa besar efeknya terhadap roda ekonomi Indonesia.

Untuk mendorong UKM berorientasi ekspor, pemerintah perlu memberikan akses informasi terkait dengan potensi pasar yang mungkin disasar, karakteristiknya, persyaratan dan standar produk yang dipersyaratkan.

Secara teknis, bentuk tim-tim teknis yang menyisir tiap negara yang potensial tersebut, susun daftarnya, bagikan ke mereka, dan beri asistensi. Pemerintah perlu memberikan pelatihan dan pendampingan agar produk-produk UKM dalam negeri dapat memenuhi standar ekspor ke negara destinasinya.

Tentu saja ini tidak mudah, butuh kerja keras. Namun ingat, ini bukan saatnya untuk ongkang-ongkang kaki. Lakukan tugas-tugas teknis tersebut, dan pastikan ada key performance index (KPI) untuk memastikan hasilnya terukur.

Faktor lain yang juga dapat dilakukan untuk mendongkrak perdagangan terutama dari sisi ekspor adalah dengan meningkatkan ketersediaan kredit untuk ekspor. Sejak perang dagang berlangsung, Eximbank selaku bank yang memfasilitasi kegiatan ekspor-impor cenderung menurunkan target saluran kreditnya menjadi hanya 2% saja tahun ini.

Ke depannya ketersediaan kredit baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk pelaku ekspor terutama UKM perlu diperhatikan guna mendongkrak ekspor.

Upaya lainnya yang dapat ditempuh adalah dengan memberikan stimulus kebijakan yang dapat membuat produk ekspor UKM lebih kompetitif. Contohnya dengan membebaskan biaya pungutan ekspor atau mencarikan mekanisme lain yang dapat menurunkan kebutuhan kredit.

Terakhir ya.. apalagi kalau bukan masalah perbaikan birokrasi. Birokrasi yang panjang dan berbelit-belit dapat menghambat aktivitas ekspor kita. Semakin lamban, semakin besar pula peluang pasar kita direbut negara lain yang bergerak lebih cepat.

Oleh karena itu, perbaikan dan reformasi birokrasi--terutama di Kementerian Perdagangan--adalah harga mati.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular