
Duh, Kebakaran Hutan Bikin Lifting Migas RI Meleset Target
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
24 October 2019 15:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga kuartal III 2019, lifting dan produksi migas RI masih ngos-ngosan untuk mencapai targat APBN tahun ini yang dipatok 2 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) merilis sampai saat ini realisasi masih mencapai 89% yakni 1,8 juta BOEPD. Rinciannya adalah minyak 745 ribu barel minyak per hari dan gas 1,05 juta BOEPD.
Dari sisi lifting minyak, SKK mengatakan meski belum sentuh target tapi angka ini sudah melewati proyeksi dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang di angka 700 ribu bph.
Secara keseluruhan, 84% total lifting migas RI disumbang oleh 10 kontraktor raksasa."16% didukung 80 KKKS lainnya," ujar Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Arizon Suardin yang akrab disapa Buyung, Kamis (23/10/2019).
Dampak dari lifting yang belum capai target ini terlihat di realisasi penerimaan negara. Di mana sampai September masih mencapai US$ 10,99 miliar. Selain faktor produsi, penerimaan juga dipengaruhi oleh harga ICP yang fluktuasinya kurang menguntungkan buat Indonesia.
ICP berada di kisaran US$ 60 per barel, jauh di bawah target asumsi makro yakni US$ 70 per barel.
"Karena harga gas rendah terpaksa kita kurangi lifting kita 2019. Agak terpukul karena harga gas dunia yang rendah, sehingga lebih baik menyimpan gas daripada dijuak" ujar Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto di kantornya.
Pengurangan lifting ini dilakukan di 3 proyek LNG yakni Bontang, Tangguh, dan Donggi Senoro. "Lifting di 2019 terus terang agak terpukul, di kuartal 4 sudah agak bags sehingga tidak ada kargo yang tidak terambil."
Lalu, Dwi melanjutkan, hal lain yang membuat lifting agak lesu adalah kejadian kebakaran seperti yang terjadi di Sumatera. "Terutama di Rokan kita harus setop beberapa, supaya aspek keselamatan tidak masalah."
Kemudian adalah kejadian di Offshore Northwest Java (ONWJ), sehingga yang semula diprediksi bisa menambah produksi malah tidak terjadi.
Investasi hulu migas sampai Kuartal III mencapai US$ 8,4 miliar atau naik 11% dibanding investasi Kuartal III tahun lalu sebesar US$ 7,6 miliar.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, investasi hulu Migas hingga tahun 2027 akan terus meningkat. Terdapat 42 proyek utama dengan total investasi US$ 43,3 miliar dan proyeksi gross revenue sebesar US$ 20 miliar.
(gus/gus) Next Article Kontraktor Migas Asing Dominasi Lifting Nasional
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) merilis sampai saat ini realisasi masih mencapai 89% yakni 1,8 juta BOEPD. Rinciannya adalah minyak 745 ribu barel minyak per hari dan gas 1,05 juta BOEPD.
Dari sisi lifting minyak, SKK mengatakan meski belum sentuh target tapi angka ini sudah melewati proyeksi dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang di angka 700 ribu bph.
Dampak dari lifting yang belum capai target ini terlihat di realisasi penerimaan negara. Di mana sampai September masih mencapai US$ 10,99 miliar. Selain faktor produsi, penerimaan juga dipengaruhi oleh harga ICP yang fluktuasinya kurang menguntungkan buat Indonesia.
ICP berada di kisaran US$ 60 per barel, jauh di bawah target asumsi makro yakni US$ 70 per barel.
"Karena harga gas rendah terpaksa kita kurangi lifting kita 2019. Agak terpukul karena harga gas dunia yang rendah, sehingga lebih baik menyimpan gas daripada dijuak" ujar Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto di kantornya.
Pengurangan lifting ini dilakukan di 3 proyek LNG yakni Bontang, Tangguh, dan Donggi Senoro. "Lifting di 2019 terus terang agak terpukul, di kuartal 4 sudah agak bags sehingga tidak ada kargo yang tidak terambil."
Lalu, Dwi melanjutkan, hal lain yang membuat lifting agak lesu adalah kejadian kebakaran seperti yang terjadi di Sumatera. "Terutama di Rokan kita harus setop beberapa, supaya aspek keselamatan tidak masalah."
Kemudian adalah kejadian di Offshore Northwest Java (ONWJ), sehingga yang semula diprediksi bisa menambah produksi malah tidak terjadi.
Investasi hulu migas sampai Kuartal III mencapai US$ 8,4 miliar atau naik 11% dibanding investasi Kuartal III tahun lalu sebesar US$ 7,6 miliar.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, investasi hulu Migas hingga tahun 2027 akan terus meningkat. Terdapat 42 proyek utama dengan total investasi US$ 43,3 miliar dan proyeksi gross revenue sebesar US$ 20 miliar.
(gus/gus) Next Article Kontraktor Migas Asing Dominasi Lifting Nasional
Most Popular