Diminta Jokowi Atasi CAD, Ini 2 Solusi dari Airlangga
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
23 October 2019 20:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2019-2024, Airlangg Hartarto mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan pesan khusus kepada dirinya untuk bisa mengurangi transaksi neraca current atau account deficit berjalan (CAD).
"Ada beberapa hal pesan Bapak Presiden, bahwa pertama mesti dibuat program untuk mengurangi transaksi neraca berjalan, agar tidak defisit," ujar Airlangga di Kemenko Perekonomian, Rabu (23/10/2019).
Airlangga pun mengklaim sudah memiliki beberapa strategi untuk menekan angka defisit transaksi neraca berjalan agar tidak defisit. Salah satunya yang sudah dititipkan kepada dirinya oleh Jokowi, kata Airlangga adalah menyelesaikan program subtitusi impor.
"Salah satu quick win yang bisa dilakukan antara lain menyelesaikan restrukturisasi TPPI [PT Tuban Pertochemical Industries] untuk bisa mengurangi tekannan impor yang lebih singkat," kata Airlangga menjelaskan.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo meneken Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2019 tentang Penambahan PMN Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham PT Tuban Petrochemical Industries.
Dengan ditekennya beleid tersebut, utang PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) sebesar Rp 2,62 triliun kini dikonversi menjadi 157,91 ribu lembar saham.
Dengan mengoptimalkan kilang TPPI, produksi petrokimia bisa digenjot untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga 80%. Saat ini produksi petrokimia dalam negeri RI hanya bisa memenuhi 40% kebutuhan.
Cara lain yang akan ditempuh oleh Airlangga untuk menekan CAD, lanjut dia, adalah akan mendorong pelaksanaan Biofuel 30 (B30) tahun 2020. Selain itu juga akan mendorong program untuk pelaksanaan B100.
"Langkah-langkah yang perlu dilakukan agar defisit migas ini bisa dikurangi. Dari situ tekanan terhadap migas akan ada perbaikan," tutur Airlangga.
(gus/gus) Next Article Jadi Menko Perekonomian, Airlangga Bicara Ancaman Resesi 2020
"Ada beberapa hal pesan Bapak Presiden, bahwa pertama mesti dibuat program untuk mengurangi transaksi neraca berjalan, agar tidak defisit," ujar Airlangga di Kemenko Perekonomian, Rabu (23/10/2019).
Airlangga pun mengklaim sudah memiliki beberapa strategi untuk menekan angka defisit transaksi neraca berjalan agar tidak defisit. Salah satunya yang sudah dititipkan kepada dirinya oleh Jokowi, kata Airlangga adalah menyelesaikan program subtitusi impor.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo meneken Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2019 tentang Penambahan PMN Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham PT Tuban Petrochemical Industries.
Dengan ditekennya beleid tersebut, utang PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) sebesar Rp 2,62 triliun kini dikonversi menjadi 157,91 ribu lembar saham.
Dengan mengoptimalkan kilang TPPI, produksi petrokimia bisa digenjot untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga 80%. Saat ini produksi petrokimia dalam negeri RI hanya bisa memenuhi 40% kebutuhan.
Cara lain yang akan ditempuh oleh Airlangga untuk menekan CAD, lanjut dia, adalah akan mendorong pelaksanaan Biofuel 30 (B30) tahun 2020. Selain itu juga akan mendorong program untuk pelaksanaan B100.
"Langkah-langkah yang perlu dilakukan agar defisit migas ini bisa dikurangi. Dari situ tekanan terhadap migas akan ada perbaikan," tutur Airlangga.
(gus/gus) Next Article Jadi Menko Perekonomian, Airlangga Bicara Ancaman Resesi 2020
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular