
Jadi Kepala BKPM, Bahlil Cerita Pernah Urus Izin Tak Mudah
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
23 October 2019 15:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia cerita pernah merasakan perizinan investasi di daerah berbeda-beda. Sehingga menyulitkan pengusaha atau investor yang akan masuk.
Sehingga ia menyebut ada prioritas pekerjaannya setelah dilantik hari ini. Tujuannya untuk menarik investasi sebanyak-banyaknya seperti yang diminta oleh Presiden Jokowi.
"Yang jelas ada 2 hal penting yang akan kita lakukan, yang pertama itu bagaimana cara mengeksekusi investasi yang sudah masuk ke sini, tinggal Bagaimana eksekusi di lapangan. Nah ini yang akan Lakukan. kita akan fokus disana," kata Bahlil saat ditemui usai serah terima jabatan di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Kedua adalah bagaimana dirinya akan mencari investasi dari luar, untuk bisa masuk di dalam Negeri. Apalagi, tantangan di depan yang menurutnya belum membaik dan bisa mempengaruhi arus investasi yang masuk.
"Tapi kita akan cari peluang-peluang sekalipun kondisi ekonomi global belum terlalu bagus tapi saya yakini bahwa ada peluang. Peluangnya di mana nanti kita akan rincikan," ujarnya.
Selain itu, kondisi dalam negeri juga menjadi perhatiannya, bagaimana tumpang tindih perizinan yang menurutnya menjadi salah satu persoalan yang berat. Sebab, jika di tingkat kabupaten kota dan provinsi tak sejalan, maka akan menjadi permasalahan dalam realisasi investasi.
"Saya belum dapat laporan dari senior saya, Pak Thomas Lembong dengan tim yang di sini, tapi yang saya rasakan sebagai pengusaha melakukan investasi itu antara izin Kabupaten antara izin provinsi dan izin di Kementerian lembaga itu kan beda-beda, sekalipun sudah ada Online Single Submission (OSS) di sini. Saya yakin itu," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mantan Kepala BKPM, Thomas Lembong mengatakan siap membantu Bahlil dan akan memastikan jika serah terima jabatan ini berjalan dengan baik dan lancar.
Terkait OSS, dirinya menjabarkan program tersebut telah berdampak luas terhadap 560 Pemerintah daerah, 34 Kementerian dan 10 Lembaga. Layaknya perangkat lunak dalam ponsel, program ini juga butuh waktu untuk perbaikan.
"Jadi butuh waktu dan ada tahapan-tahapan, perbaikan. Kan ada software upgrade, Dalam beberapa hari akan ada upgrade dari OSS 0.0 ke 0.1. Jadi itu contoh, dan tentunya akan terus diperbaiki," kata Lembong.
(hoi/hoi) Next Article Tingkatkan Investasi, Ini 6 Tugas Bahlil dari Jokowi
Sehingga ia menyebut ada prioritas pekerjaannya setelah dilantik hari ini. Tujuannya untuk menarik investasi sebanyak-banyaknya seperti yang diminta oleh Presiden Jokowi.
"Yang jelas ada 2 hal penting yang akan kita lakukan, yang pertama itu bagaimana cara mengeksekusi investasi yang sudah masuk ke sini, tinggal Bagaimana eksekusi di lapangan. Nah ini yang akan Lakukan. kita akan fokus disana," kata Bahlil saat ditemui usai serah terima jabatan di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
"Tapi kita akan cari peluang-peluang sekalipun kondisi ekonomi global belum terlalu bagus tapi saya yakini bahwa ada peluang. Peluangnya di mana nanti kita akan rincikan," ujarnya.
Selain itu, kondisi dalam negeri juga menjadi perhatiannya, bagaimana tumpang tindih perizinan yang menurutnya menjadi salah satu persoalan yang berat. Sebab, jika di tingkat kabupaten kota dan provinsi tak sejalan, maka akan menjadi permasalahan dalam realisasi investasi.
"Saya belum dapat laporan dari senior saya, Pak Thomas Lembong dengan tim yang di sini, tapi yang saya rasakan sebagai pengusaha melakukan investasi itu antara izin Kabupaten antara izin provinsi dan izin di Kementerian lembaga itu kan beda-beda, sekalipun sudah ada Online Single Submission (OSS) di sini. Saya yakin itu," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mantan Kepala BKPM, Thomas Lembong mengatakan siap membantu Bahlil dan akan memastikan jika serah terima jabatan ini berjalan dengan baik dan lancar.
Terkait OSS, dirinya menjabarkan program tersebut telah berdampak luas terhadap 560 Pemerintah daerah, 34 Kementerian dan 10 Lembaga. Layaknya perangkat lunak dalam ponsel, program ini juga butuh waktu untuk perbaikan.
"Jadi butuh waktu dan ada tahapan-tahapan, perbaikan. Kan ada software upgrade, Dalam beberapa hari akan ada upgrade dari OSS 0.0 ke 0.1. Jadi itu contoh, dan tentunya akan terus diperbaiki," kata Lembong.
(hoi/hoi) Next Article Tingkatkan Investasi, Ini 6 Tugas Bahlil dari Jokowi
Most Popular