
Bahlil, 'Anak Kampung' Jadi Sopir Angkot ke Kursi BKPM
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
23 October 2019 10:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha Bahlil Lahadalia resmi menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode 2019-2024 menggantikan Thomas Lembong.
"Bahlil Lahaladia urusan investasi. Kepala BKPM," kata Jokowi saat mengumumkan nama-nama menterinya di Istana, Rabu (23/10)
Bahlil yang sempat jadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia periode 2015-2019 Bahlil Lahadalia sempat dipanggil oleh Jokowi ke Istana pada Selasa (22/10). Ia masuk ke kabinet, bukan hal yang mengagetkan, karena sudah santer disebutkan sebelumnya.
Apalagi ia sempat menjabat Direktur Penggalangan Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, saat kampanya Pilpres 2019 lalu.
Ia mengaku siap membantu Jokowi dalam kabinet mendatang. "Sebagai warga negara sebagai anak muda yang lahir dari kampung dan cinta kepada negarannya persoalannya bukan siap atau tidak siap. Persoalannya adalah ibu pertiwi sudah banyak melahirkan anak anak muda dan kita bagian anak ibu pertiwi," ujar Bahlil.
"Sekarang ibu pertiwi memanggil kita untuk mengabdi. Jadi hukumnya wajib dan ini kan amanah bukan untuk gaya-gayaan. Saya yakin dan percaya dijalankan dengan baik dan sungguh sungguh," lanjutnya.
Ia berasal dari Fakfak, Papua Barat, Bahlil pernah menjadi sopir angkot, penjual kue, dan penjual koran, hingga menjadi pengusaha. Pria kelahiran 7 Agustus 1976 ini sukses menjadi pengusaha yang memiliki beberapa perusahaan di bawah bendera PT Rifa Capital.
"Selain berjualan kue, saya juga pernah menjadi sopir dan kondektur angkot ketika SMP dan SMA. Berkat kegigihan saya bisa meneruskan bangku kuliah di Universitas Cendrawasih. Saat itu saya juga mencari tambahan uang buat kuliah dengan menjadi pendorong gerobak para pembeli di pasar," sebut Bahlil 14 November 2014 lalu.
Setelah lulus kuliah, Bahlil bekerja di konsultan keuangan di Jayapura. Lalu setelah itu mendirikan perusahaan kontraktor dengan modal tabungan dan bantuan teman-temannya. Selain bidang infrastruktur ia juga memiliki bisnis pertambangan emas dan nikel.
Dikutip dari situs Bahlil Lahadalia, Senin (12/1/2015) Bahlil lahir di tengah keluarga yang penuh keterbatasan, namun tidak membuatnya rendah diri dan berputus asa. Ayahnya yang hanya berprofesi sebagai kuli bangunan membuat Ibunda Bahlil harus ikut bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, sebagai tukang cuci, masa kecil yang penuh keterbatasan justru menempanya jadi pengusaha sukses, hingga ke kursi kabinet Jokowi periode kedua menempel pada kekuasaan.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Soal Reshuffle Kabinet: Kalau tidak Baik, Saya Ganti!
"Bahlil Lahaladia urusan investasi. Kepala BKPM," kata Jokowi saat mengumumkan nama-nama menterinya di Istana, Rabu (23/10)
Bahlil yang sempat jadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia periode 2015-2019 Bahlil Lahadalia sempat dipanggil oleh Jokowi ke Istana pada Selasa (22/10). Ia masuk ke kabinet, bukan hal yang mengagetkan, karena sudah santer disebutkan sebelumnya.
Ia mengaku siap membantu Jokowi dalam kabinet mendatang. "Sebagai warga negara sebagai anak muda yang lahir dari kampung dan cinta kepada negarannya persoalannya bukan siap atau tidak siap. Persoalannya adalah ibu pertiwi sudah banyak melahirkan anak anak muda dan kita bagian anak ibu pertiwi," ujar Bahlil.
"Sekarang ibu pertiwi memanggil kita untuk mengabdi. Jadi hukumnya wajib dan ini kan amanah bukan untuk gaya-gayaan. Saya yakin dan percaya dijalankan dengan baik dan sungguh sungguh," lanjutnya.
Ia berasal dari Fakfak, Papua Barat, Bahlil pernah menjadi sopir angkot, penjual kue, dan penjual koran, hingga menjadi pengusaha. Pria kelahiran 7 Agustus 1976 ini sukses menjadi pengusaha yang memiliki beberapa perusahaan di bawah bendera PT Rifa Capital.
"Selain berjualan kue, saya juga pernah menjadi sopir dan kondektur angkot ketika SMP dan SMA. Berkat kegigihan saya bisa meneruskan bangku kuliah di Universitas Cendrawasih. Saat itu saya juga mencari tambahan uang buat kuliah dengan menjadi pendorong gerobak para pembeli di pasar," sebut Bahlil 14 November 2014 lalu.
Setelah lulus kuliah, Bahlil bekerja di konsultan keuangan di Jayapura. Lalu setelah itu mendirikan perusahaan kontraktor dengan modal tabungan dan bantuan teman-temannya. Selain bidang infrastruktur ia juga memiliki bisnis pertambangan emas dan nikel.
Dikutip dari situs Bahlil Lahadalia, Senin (12/1/2015) Bahlil lahir di tengah keluarga yang penuh keterbatasan, namun tidak membuatnya rendah diri dan berputus asa. Ayahnya yang hanya berprofesi sebagai kuli bangunan membuat Ibunda Bahlil harus ikut bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, sebagai tukang cuci, masa kecil yang penuh keterbatasan justru menempanya jadi pengusaha sukses, hingga ke kursi kabinet Jokowi periode kedua menempel pada kekuasaan.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Soal Reshuffle Kabinet: Kalau tidak Baik, Saya Ganti!
Most Popular