
Calon Kuat Menhan, Prabowo Dapat Anggaran & PR Berjibun!
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 October 2019 14:45

Selain bencana alam, ancaman juga datang dari perkembangan teknologi internet dan digital yang memungkinkan adanya serangan melalui dunia siber. Sepanjang tahun 2018 terdapat berbagai macam ancaman siber yang berpotensi menyebabkan kerugian ekonomi, spionase, distrust dan perusakan yang terjadi di Indonesia.
Mengutip data Badan Siber dan Sandi Negara ancaman siber berupa Network Trojan untuk pencurian data merupakan jenis ancaman yang paling banyak terjadi hingga 31,71%. Ancaman siber terbanyak kedua adalah Access Privilege User untuk ambil alih sistem sebesar 22,91%.
Serangan siber terbanyak ketiga berupa Doss Attempt untuk melumpuhkan sistem sebanyak 13,98%. Ancaman siber lain yang banyak terjadi adalah pencurian informasi yang mencapai 12,62%.
Artinya dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi digital seperti sekarang ini, penguatan infrastruktur untuk keamanan siber mutlak diprioritaskan. Fokus pada pembangunan infrastruktur siber untuk menjaga pertahanan NKRI juga merupakan PR Kementerian Pertahanan.
Mengutip laporan Global Cybersecurity Index tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 41 dari total 175 negara yang di survei. Dalam hal keamanan siber Indonesia masih kalah dengan Singapura, Malaysia dan Thailand.
Skor Indeks keamanan siber Indonesia adalah 0,776 sementara itu Singapura yang berada di peringkat 6 mendapat skor 0,898. Malaysia dengan skor indeks 0,893 berada di peringkat 8. Thailand yang juga negara Asia Tenggara berada di ranking 35 dengan skor 0,796.
Berdasarkan RPJMN 2020-2024, Indonesia mencanangkan untuk meningkatkan skor keamanan siber menjadi 0,85. Untuk mewujudkan hal tersebut Indonesia masih punya PR seperti koordinasi strategi pengembangan keamanan siber tingkat nasional antar institusi hingga pembangunan infrastruktur serta aktivitas penelitian serta pengembangan.
Ancaman pertahanan lain adalah kriminalitas yang rawan terjadi di daerah perbatasan mengingat Indonesia terletak di lokasi yang sangat strategis. Beberapa ancaman pertahanan tersebut seperti terorisme; penyelundupan narkoba, hewan, manusia dan barang ilegal serta penyebaran paham radikal. Pengawasan ketat di kawasan perbatasan sebagai tindakan preventif untuk menekan kejahatan ini perlu ditingkatkan.
Selain mengantisipasi ancaman-ancaman di atas, pekerjaan rumah Kementerian Pertahanan tidak selesai sampai di situ saja. Kemenhan masih punya PR besar bersama dengan kementerian perindustrian untuk mengoptimalkan peranan industri pertahanan.
Beberapa alutsista yang dibutuhkan TNI dapat dipenuhi dari industri pertahanan dalam negeri. Namun, untuk beberapa jenis alutsista strategis seperti, pesawat tempur, kapal perusak, roket, rudal, UCAV, dan radar masih belum mampu didukung oleh industri pertahanan.
Permasalahan yang dihadapi di antaranya pada keterbatasan dalam penguasaan teknologi kunci dan/atau kemampuan integrasi sistem. Dua hal tersebut, merupakan syarat agar industri pertahanan dapat meningkatkan kontribusi bagi pemenuhan alutsista TNI sekaligus memiliki daya saing internasional guna menjadi bagian dari global suppy chain.
Memang Kementerian Pertahanan masih punya banyak PR lain yang belum disebutkan. Setidaknya faktor di atas bisa jadi gambaran PR Prabowo ke depannya jika memang ditunjuk untuk menakhodai Kementerian Pertahanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/aji)
Mengutip data Badan Siber dan Sandi Negara ancaman siber berupa Network Trojan untuk pencurian data merupakan jenis ancaman yang paling banyak terjadi hingga 31,71%. Ancaman siber terbanyak kedua adalah Access Privilege User untuk ambil alih sistem sebesar 22,91%.
Serangan siber terbanyak ketiga berupa Doss Attempt untuk melumpuhkan sistem sebanyak 13,98%. Ancaman siber lain yang banyak terjadi adalah pencurian informasi yang mencapai 12,62%.
Mengutip laporan Global Cybersecurity Index tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 41 dari total 175 negara yang di survei. Dalam hal keamanan siber Indonesia masih kalah dengan Singapura, Malaysia dan Thailand.
Skor Indeks keamanan siber Indonesia adalah 0,776 sementara itu Singapura yang berada di peringkat 6 mendapat skor 0,898. Malaysia dengan skor indeks 0,893 berada di peringkat 8. Thailand yang juga negara Asia Tenggara berada di ranking 35 dengan skor 0,796.
Berdasarkan RPJMN 2020-2024, Indonesia mencanangkan untuk meningkatkan skor keamanan siber menjadi 0,85. Untuk mewujudkan hal tersebut Indonesia masih punya PR seperti koordinasi strategi pengembangan keamanan siber tingkat nasional antar institusi hingga pembangunan infrastruktur serta aktivitas penelitian serta pengembangan.
Ancaman pertahanan lain adalah kriminalitas yang rawan terjadi di daerah perbatasan mengingat Indonesia terletak di lokasi yang sangat strategis. Beberapa ancaman pertahanan tersebut seperti terorisme; penyelundupan narkoba, hewan, manusia dan barang ilegal serta penyebaran paham radikal. Pengawasan ketat di kawasan perbatasan sebagai tindakan preventif untuk menekan kejahatan ini perlu ditingkatkan.
![]() |
Selain mengantisipasi ancaman-ancaman di atas, pekerjaan rumah Kementerian Pertahanan tidak selesai sampai di situ saja. Kemenhan masih punya PR besar bersama dengan kementerian perindustrian untuk mengoptimalkan peranan industri pertahanan.
Beberapa alutsista yang dibutuhkan TNI dapat dipenuhi dari industri pertahanan dalam negeri. Namun, untuk beberapa jenis alutsista strategis seperti, pesawat tempur, kapal perusak, roket, rudal, UCAV, dan radar masih belum mampu didukung oleh industri pertahanan.
Permasalahan yang dihadapi di antaranya pada keterbatasan dalam penguasaan teknologi kunci dan/atau kemampuan integrasi sistem. Dua hal tersebut, merupakan syarat agar industri pertahanan dapat meningkatkan kontribusi bagi pemenuhan alutsista TNI sekaligus memiliki daya saing internasional guna menjadi bagian dari global suppy chain.
Memang Kementerian Pertahanan masih punya banyak PR lain yang belum disebutkan. Setidaknya faktor di atas bisa jadi gambaran PR Prabowo ke depannya jika memang ditunjuk untuk menakhodai Kementerian Pertahanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/aji)
Pages
Most Popular