Pak Jokowi, Cari Dong Mendag dan Menperin Berwawasan Global!
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 October 2019 19:19
Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang pelantikan presiden dan pengumuman jajaran kabinet, pengusaha industri alas kaki menaruh banyak harapan untuk pertumbuhan bisnis ke depan. Apalagi kondisi industri semakin menantang, terutama karena era perdagangan bebas dan banjirnya sepatu impor dari Vietnam.
Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengharapkan ke depan Indonesia memiliki menteri perindustrian dan menteri perdagangan yang berwawasan internasional, dan betul-betul memahami kondisi industri nasional.
"Jadi tahu kondisinya kayak apa, kinerja kayak (industri) apa, kapasitas, produktivitas (industri) bagaimana. Kalau tidak, maka kita tidak mungkin bisa bersaing," kata Eddy dalam Closing Bell, CNBC Indonesia (Kamis, 17/10/2019).
Dia mengatakan di era perdagangan bebas semua bisa terjadi. Jika sekarang Indonesia diserbu alas kaki dari Vietnam, nyatanya Indonesia juga pernah menyerbu pasar Malaysia, Thailand, dan Filipina.
"Hari ini bisa terima sepatu (impor) dari Vietnam, besok dari Kamboja. Tapi kita juga bisa serbu Malaysia, Thailand, dan Filipina, dan itu sudah terjadi. Kami mencari menteri yang pro bisnis dan berwawasan internasional," katanya.
Disamping itu, Eddy tidak menampik bahwa Indonesia bersaing dengan Vietnam terutama dari sisi tenaga kerja. Dia mengakui secara karakter tenaga kerja, Vietnam unggul dibandingkan Indonesia.
Contoh lainnya, dari kebijakan lembur, di Indonesia untuk pabrik melakukan lembur sangat merepotkan dan harus lapor ke Mandor, serikat pekerja, dan Kementerian Ketenagakerjaan.
"Penduduk sana tidak banyak, karyawan di sana banyak. Tapi memang secara karakter manusianya kita kalah. Kalau di industri kita lembur, harus lapor serikat pekerja, harus lapor disnaker, mandor, tapi kalau di Vietnam beda," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Tegaskan Belum Ada Rencana Rombak Kabinet
Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengharapkan ke depan Indonesia memiliki menteri perindustrian dan menteri perdagangan yang berwawasan internasional, dan betul-betul memahami kondisi industri nasional.
"Jadi tahu kondisinya kayak apa, kinerja kayak (industri) apa, kapasitas, produktivitas (industri) bagaimana. Kalau tidak, maka kita tidak mungkin bisa bersaing," kata Eddy dalam Closing Bell, CNBC Indonesia (Kamis, 17/10/2019).
Dia mengatakan di era perdagangan bebas semua bisa terjadi. Jika sekarang Indonesia diserbu alas kaki dari Vietnam, nyatanya Indonesia juga pernah menyerbu pasar Malaysia, Thailand, dan Filipina.
"Hari ini bisa terima sepatu (impor) dari Vietnam, besok dari Kamboja. Tapi kita juga bisa serbu Malaysia, Thailand, dan Filipina, dan itu sudah terjadi. Kami mencari menteri yang pro bisnis dan berwawasan internasional," katanya.
Disamping itu, Eddy tidak menampik bahwa Indonesia bersaing dengan Vietnam terutama dari sisi tenaga kerja. Dia mengakui secara karakter tenaga kerja, Vietnam unggul dibandingkan Indonesia.
Contoh lainnya, dari kebijakan lembur, di Indonesia untuk pabrik melakukan lembur sangat merepotkan dan harus lapor ke Mandor, serikat pekerja, dan Kementerian Ketenagakerjaan.
"Penduduk sana tidak banyak, karyawan di sana banyak. Tapi memang secara karakter manusianya kita kalah. Kalau di industri kita lembur, harus lapor serikat pekerja, harus lapor disnaker, mandor, tapi kalau di Vietnam beda," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Tegaskan Belum Ada Rencana Rombak Kabinet
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular