
Xpander akan Diproduksi di Vietnam, Bagaimana Ceritanya?
Redaksi, CNBC Indonesia
19 October 2019 15:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Mitsubishi Motor Corporation (MMC) mengungkapkan bakal memproduksi Xpander di Vietnam. Mobil low MPV pesaing Toyota Avanza ini selama ini hanya punya basis produksi untuk pasar dalam negeri dan ekspor di Cikarang, Jawa Barat.
Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi menceritakan latar kebijakan Vietnam hingga bisa menarik Mitsubishi memproduksi Xpander di Vietnam. Menurut Ibnu merupakan cara yang lumrah dilakukan pemain industri otomotif untuk menyikapi kebijakan yang dibuat di dalam negaranya.
"Makanya Krama Yudha Mitsubishi Xpander dia, bukan pindah ya, dia mau bikin fasilitas produksi Vietnam untuk menyiasati adanya ketentuan itu dan juga ketentuan Decree 116," ucap Ibnu seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (19/10).
Vietnam sedang mendorong pajak konsumsi spesial (special consumption tax/SCT) untuk barang impor produk otomotif. Juga sudah memberlakukan kebijakan Decree No.116/2017/ND-CP atau Decree on Requirements for Manufacturing, Assembly and Import of Motor Vehicles and Trade in Motor Vehicle Warranty and Maintenance Services, agar tak bergantung dengan produk impor, termasuk mobil.
Ibnu bilang bila pajak konsumsi spesial (special consumption tax/SCT) untuk barang impor produk otomotif disahkan, maka produk otomotif dalam negeri Vietnam bakal dikenakan pajak dengan tingkat pajak yang lebih ringan. Walhasil harga jual produk dalam negeri Vietnam akan bisa bersaing dengan produk impor utuh CBU termasuk dari Indonesia.
"Mobil yang dibuat di Vietnam tidak bersaing dengan mobil utuh yang diimpor khususnya Thailand sama Indonesia, pemain utama basicly Thailand dan Indonesia," ujar Ibnu.
Ibnu mengatakan ini bukan kali pertama Vietnam berusaha keluar dari jeratan impor. Setelah tahun 2018 lalu menerapkan kebijakan Decree No.116/2017/ND-CP atau Decree on Requirements for Manufacturing, Assembly and Import of Motor Vehicles and Trade in Motor Vehicle Warranty and Maintenance Services.
"Tahun kemarin begitu kita bisa solve yang sifatnya non tarif melonjak ekspor kita tetapi produk yang dibuat Vietnam malah menurun penjualannya. Berarti memang kalah bersaing, keluar lagi aturan seperti ini," ujar Ibnu.
(hoi/hoi) Next Article Xpander Cross Termurah Rp 267 Juta, Bedanya Apa Sama Xpander?
Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi menceritakan latar kebijakan Vietnam hingga bisa menarik Mitsubishi memproduksi Xpander di Vietnam. Menurut Ibnu merupakan cara yang lumrah dilakukan pemain industri otomotif untuk menyikapi kebijakan yang dibuat di dalam negaranya.
"Makanya Krama Yudha Mitsubishi Xpander dia, bukan pindah ya, dia mau bikin fasilitas produksi Vietnam untuk menyiasati adanya ketentuan itu dan juga ketentuan Decree 116," ucap Ibnu seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (19/10).
Vietnam sedang mendorong pajak konsumsi spesial (special consumption tax/SCT) untuk barang impor produk otomotif. Juga sudah memberlakukan kebijakan Decree No.116/2017/ND-CP atau Decree on Requirements for Manufacturing, Assembly and Import of Motor Vehicles and Trade in Motor Vehicle Warranty and Maintenance Services, agar tak bergantung dengan produk impor, termasuk mobil.
Ibnu bilang bila pajak konsumsi spesial (special consumption tax/SCT) untuk barang impor produk otomotif disahkan, maka produk otomotif dalam negeri Vietnam bakal dikenakan pajak dengan tingkat pajak yang lebih ringan. Walhasil harga jual produk dalam negeri Vietnam akan bisa bersaing dengan produk impor utuh CBU termasuk dari Indonesia.
"Mobil yang dibuat di Vietnam tidak bersaing dengan mobil utuh yang diimpor khususnya Thailand sama Indonesia, pemain utama basicly Thailand dan Indonesia," ujar Ibnu.
Ibnu mengatakan ini bukan kali pertama Vietnam berusaha keluar dari jeratan impor. Setelah tahun 2018 lalu menerapkan kebijakan Decree No.116/2017/ND-CP atau Decree on Requirements for Manufacturing, Assembly and Import of Motor Vehicles and Trade in Motor Vehicle Warranty and Maintenance Services.
"Tahun kemarin begitu kita bisa solve yang sifatnya non tarif melonjak ekspor kita tetapi produk yang dibuat Vietnam malah menurun penjualannya. Berarti memang kalah bersaing, keluar lagi aturan seperti ini," ujar Ibnu.
(hoi/hoi) Next Article Xpander Cross Termurah Rp 267 Juta, Bedanya Apa Sama Xpander?
Most Popular