
Jokowi: Pengumuman Menteri Paling Lama 3 Hari Usai Pelantikan
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 October 2019 16:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan nomenklatur kementerian di periode kedua pemerintahannya akan tetap sama seperti di periode pertama pemerintahan. Nama-nama menteri akan diumumkan paling lama 3 hari setelah pelantikan.
"Masih sama [34 kementerian]," kata Jokowi usai menggelar silaturahmi bersama jajaran Menteri Kabinet Kerja di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Namun, Jokowi belum memastikan kapan jadwal pengumuman kabinet di periode kedua pemerintahannya. Jokowi pun hanya menjawab normatif terkait hal ini.
"Mbok ya sabar. Paling sehari dua hari. Paling lama tiga hari. Nanti kan juga tau. Mungkin bisa Minggu, bisa Senin, bisa Selasa," tegasnya.
Jokowi meminta seluruh elemen masyarakat bersabar menunggu pengumuman jajaran menteri yang kemungkinan tidak hanya diisi oleh kader partai, melainkan juga tenaga profesional.
"Nanti kalau sudah diumumkan saya kira nanti semua akan tahu. Mana yang masuk, mana yang tidak masuk, mana yang belum masuk," jelasnya.
Berdasarkan data yang dikompilasi dari sumber pemberitaan dan sumber resmi pemerintahan tiap negara di Asia Tenggara, Indonesia saat ini menjadi negara dengan jumlah menteri yang terbanyak, yakni 34 menteri. Malaysia berada di posisi kedua dengan jumlah 27 orang menteri.
Penghitungan menteri tersebut juga memasukkan jabatan perdana menteri. Demikian juga dengan menteri koordinator yang juga dimiliki beberapa negara, termasuk di Indonesia (empat menko).
Untuk memudahkan pembandingan-mengingat keberadaan sistem presidensial dan parlementer diterapkan di antara negara-negara di Asia Tenggara, kami hanya memasukkan jumlah menteri dan tak memasukkan pejabat setingkat menteri.
Meski jumlah menterinya lebih sedikit dari Indonesia, Malaysia memiliki jumlah wamen lebih banyak, yakni 25 orang. Total ada 52 menteri dan wamen di Malaysia. Dengan kata lain, hampir semua departemen atau kementerian di Malaysia memiliki wamen (Deputy Minister).
Saat ini, Indonesia hanya memiliki total 37 menteri dan wamen. Dengan demikian, jika Jokowi menambah jumlah wamen hingga menjadi menjadi 18 orang, dia menjadikan jumlah personel Kabinet Kerja periode II bakal segembrot di Malaysia sekarang.
Namun, jika jumlah personel di kabinet Jokowi nantinya mencapai 52 orang (34 menteri dan 18 wamen), jumlahnya masih di bawah dari India. Negeri Bollywood tersebut saat ini memiliki 58 orang menteri (termasuk menteri muda dan wamen), menjadi yang terbanyak di dunia.
Sebaliknya, Swiss menjadi negara dengan jumlah kementerian paling sedikit, dengan hanya ada tujuh departemen yang dipimpin tujuh orang. Namun, produk domestik bruto (PDB) Swiss saat ini mencapai US$ 80.189,7 per kapita (2017), jauh meninggalkan Indonesia yang hanya US$3.846,9 pada periode sama.
Artinya, kabinet gembrot (apalagi jika merupakan hasil politik dagang sapi) tak berkorelasi positif terhadap kinerja ekonomi. Korelasi positif yang terjadi hanyalah berupa pembengkakan anggaran negara untuk membiayai pejabat baru.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Tegaskan Belum Ada Rencana Rombak Kabinet
"Masih sama [34 kementerian]," kata Jokowi usai menggelar silaturahmi bersama jajaran Menteri Kabinet Kerja di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Namun, Jokowi belum memastikan kapan jadwal pengumuman kabinet di periode kedua pemerintahannya. Jokowi pun hanya menjawab normatif terkait hal ini.
Jokowi meminta seluruh elemen masyarakat bersabar menunggu pengumuman jajaran menteri yang kemungkinan tidak hanya diisi oleh kader partai, melainkan juga tenaga profesional.
"Nanti kalau sudah diumumkan saya kira nanti semua akan tahu. Mana yang masuk, mana yang tidak masuk, mana yang belum masuk," jelasnya.
Berdasarkan data yang dikompilasi dari sumber pemberitaan dan sumber resmi pemerintahan tiap negara di Asia Tenggara, Indonesia saat ini menjadi negara dengan jumlah menteri yang terbanyak, yakni 34 menteri. Malaysia berada di posisi kedua dengan jumlah 27 orang menteri.
Penghitungan menteri tersebut juga memasukkan jabatan perdana menteri. Demikian juga dengan menteri koordinator yang juga dimiliki beberapa negara, termasuk di Indonesia (empat menko).
Untuk memudahkan pembandingan-mengingat keberadaan sistem presidensial dan parlementer diterapkan di antara negara-negara di Asia Tenggara, kami hanya memasukkan jumlah menteri dan tak memasukkan pejabat setingkat menteri.
Meski jumlah menterinya lebih sedikit dari Indonesia, Malaysia memiliki jumlah wamen lebih banyak, yakni 25 orang. Total ada 52 menteri dan wamen di Malaysia. Dengan kata lain, hampir semua departemen atau kementerian di Malaysia memiliki wamen (Deputy Minister).
Saat ini, Indonesia hanya memiliki total 37 menteri dan wamen. Dengan demikian, jika Jokowi menambah jumlah wamen hingga menjadi menjadi 18 orang, dia menjadikan jumlah personel Kabinet Kerja periode II bakal segembrot di Malaysia sekarang.
Namun, jika jumlah personel di kabinet Jokowi nantinya mencapai 52 orang (34 menteri dan 18 wamen), jumlahnya masih di bawah dari India. Negeri Bollywood tersebut saat ini memiliki 58 orang menteri (termasuk menteri muda dan wamen), menjadi yang terbanyak di dunia.
Sebaliknya, Swiss menjadi negara dengan jumlah kementerian paling sedikit, dengan hanya ada tujuh departemen yang dipimpin tujuh orang. Namun, produk domestik bruto (PDB) Swiss saat ini mencapai US$ 80.189,7 per kapita (2017), jauh meninggalkan Indonesia yang hanya US$3.846,9 pada periode sama.
Artinya, kabinet gembrot (apalagi jika merupakan hasil politik dagang sapi) tak berkorelasi positif terhadap kinerja ekonomi. Korelasi positif yang terjadi hanyalah berupa pembengkakan anggaran negara untuk membiayai pejabat baru.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Tegaskan Belum Ada Rencana Rombak Kabinet
Most Popular