Deretan Menteri yang (Mungkin) Kena Kick Jokowi, Simak!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 April 2021 04:10
Presiden instruksikan jajaran segera lakukan langkah tanggap darurat. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden instruksikan jajaran segera lakukan langkah tanggap darurat. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju kembali mengemuka beberapa waktu belakangan. Sejumlah pihak dari lembaga survei hingga relawan merilis nama-nama menteri yang layak diganti.

Per Sabtu (10/4/2021), Indonesia Political Opinion (IPO) merilis survei persepsi publik terhadap para menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Survei dilakukan pada 10 Maret sampai awal April, melibatkan 1.200 responden.

Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling, sampling error 2,5%, dengan tingkat akurasi data 97%. Hasil survei dipaparkan oleh Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi menteri yang dipersepsikan sebagai menteri yang bekerja paling memuaskan. Sebaliknya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dianggap sebagai menteri yang paling tidak memuaskan alias mengecewakan.


Ada pula menteri yang dianggap publik paling layak di-reshuffle, yaitu Yasonna dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.

"Ini kalau diasumsikan atau dikaji lebih dalam, nama-nama ini (yang dianggap layak reshuffle) sebetulnya adalah nama-nama yang berkaitan dengan program-program selama pandemi," kata Dedi.

Jokowi Mania (JoMan), salah satu organisasi relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), menilai ada lima menteri dalam Kabinet Indonesia Maju yang layak di-reshuffle. Demikian disampaikan Ketua Umum JoMan Immanuel Ebenezer dalam keterangannya pada, Selasa (13/4/2021).

Menurut dia, ada lima menteri yang layak diganti, yaitu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

"Reshuffle ini penting agar menteri tidak bekerja sendiri-sendiri. Kita bisa lihat Menteri Lutfi, Presiden tak mau impor, lo, kok malah ngeyel impor. Begitu juga kasus subsidi pupuk yang tidak berdampak pada swasembada hasil pertanian," kata Noel.

Noel menilai kinerja Johnny masih melempem. Ia menyoroti pemblokiran situs-situs atau akun-akun radikal di media sosial.

"Khusus Pratikno, kalau dia dipertahankan, akan ada jarak luar biasa antara Jokowi dan rakyat," ujar Noel.

Kata Ekonom

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah berpotensi dicopot oleh Jokowi. Hal ini lantaran Ida terlihat kurang berpihak kepada pekerja atau buruh.

"Terlihat dalam pembahasan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, seharusnya Menteri Ketenagakerjaan lebih berpihak pada kepentingan pekerja, tapi ini cenderung pasif, misalnya soal formulasi upah," kata Bhima kepada CNN Indonesia.

Selain itu, Ida juga seakan kurang memperjuangkan kelanjutan program penyaluran subsidi upah atau bantuan langsung tunai (BLT) bagi pekerja yang upahnya di bawah Rp5 juta per bulan tahun ini. Diketahui, pemerintah memutuskan untuk tak melanjutkan program BLT pekerja tahun ini.

"Jadi seakan buruh tidak punya perwakilan di pemerintahan," imbuh Bhima.

Selain itu, ia juga melihat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berpotensi untuk dicopot. Hal ini karena polemik rencana impor beras.

"Ini terkait kebijakan impor beras. Rencana alokasikan impor beras 1 juta ton tapi tidak berdasarkan kajian yang dalam, sehingga kebijakan dianulir oleh Presiden," terang Bhima.

Kendati demikian, ia menyarankan agar pemerintah tak asal dalam melakukan reshuffle. Menurut Bhima, Jokowi sebaiknya memasukkan wajah baru di kabinet, bukan hanya sekadar menggeser posisi saja.

"Jadi ada sinyal positif bahwa banyak profesional yang bekerja di bidangnya, yang memang menguasai masalah dan bisa bergerak cepat," jelas Bhima.

Senada, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan kinerja Lutfi sebagai Menteri Perdagangan belum cukup menonjol sejauh ini. Maka, ia pun memprediksi Lutfi terkena perombakan kabinet kali ini.

Lalu, ia juga memproyeksi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga dicopot oleh Jokowi. Alasannya sama, Piter melihat kinerja Agus tak menonjol selama pandemi ini.

"Menteri-menteri seperti Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan tidak terlalu menonjol di pandemi ini kena (reshuffle)," kata Piter.

Halaman Selanjutnya >> Apakah Reshuffle Perlu?

Pakar komunikasi politik yang juga pendiri KedaiKOPI Hendri Satrio menilai reshuffle Kabinet Indonesia Maju menjadi sesuatu yang urgen selepas sejumlah momen penting yang mengemuka beberapa waktu belakangan.

Momen-momen itu antara lain persetujuan DPR RI terhadap peleburan Kementerian Riset dan Teknologi ke dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pembentukan Kementerian Investasi.

"Terus ditambah lagi mungkin ada beberapa kontroversi akhir-akhir ini kan impor beras terus kemarin yang UU Cipta Kerja segala macam. Jadi kalau untuk urgen sih urgen, apalagi keliatannya ini reshuffle terakhirnya Pak Jokowi," ujar Hendri kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (13/4/2021).

Sebagaimana dijelaskan di awal, sejumlah nama dinilai layak diganti, antara lain menteri pertanian hingga menteri perdagangan.

Merespons hal itu, Hendri mengingatkan kalau Jokowi sudah tidak punya beban pada periode kedua kepemimpinannya.

"Bisa saja mekanismenya jadi beda-beda. Misalnya Kementerian Investasi, apakah akan ditempati Bahlil Lahadalia? Belum tentu juga. Sebelumnya Bahlil ada case yang dia menghalalkan money politics. Itu kan jelek," katanya.

Case yang dimaksud Hendri terekam dalam sebuah video dukungan Bahlil pada pencalonan Arsjad Rasjid yang maju sebagai calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri.

"Ini pestanya orang daerah. Jadi usdahlah temen-temen daerah jangan dulu kasih gratis ini barang, dimainkan dulu barang ini. Dua-duanya kan konglomerat. Gak apa mainkan aja dulu, gak -apa. Ambil uang aja belom tentu memilih, apa lagi gak ambil uang," ujar Bahlil.

Lebih lanjut, Hendri bilang tidak tertutup kemungkinan Lutfi yang menjadi Menteri Investasi. Ia digeser dari Kementerian Perdagangan lantaran kontroversi beras impor.

"Jadi mungkin yang Kemendag diisi yang lain," ujar Hendri.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular