
Soal "Petral" Baru, Ini Catatan dari Mantan Bos Pertamina
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 October 2019 13:22

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) baru saja membentuk trading arm di Singapura, bernama Pertamina International Marketing & Distribution Pte Ltd (PIMD).
Para pakar menilai pembukaan trading arm atau kantor pemasaran ini bisa jadi bibit lahirnya Petral Jilid 2.
Mantan Dirut Petral Ari Soemarno sekaligus anggota Bimasena Energy Team Ari Soemarno mengatakan sebenarnya tidak masalah bagi Pertamina untuk membuka unit pemasaran di Singapura.
"Loh begini adanya kebutuhan kita mempunyai subsidi di company pusat perdagangan minyak dan produk minyak dunia termasuk daerah Singapura, sahingga aksesnya lebih mudah itu aja kok," ungkapnya Rabu, (16/10/2019).
Menurutnya permasalahan Petral zaman dulu yang dibubarkan pada 2015 karena lepas dari kontrol. Dirinya mengatakan setelah Petral bubar kewenangan pengadaan minyak dialihkan ke Integrated Supply Chain (ISC). Dengan sistem ISC, imbuhnya, sudah tidak ada masalah. Kontrol inilah yang kemudian menjadi catatan untuk trading arm baru Pertamina.
"Saya masih melihat kebutuhan institusi di luar ya, dan itu sekarang menurut saya move yang tepat dari Pertamina nggak usah dipermasalahkan hanya sekarang cara kontrolnya tugas tanggungjawanya apa itu aja," imbuhnya.
Baginya hadirnya trading arm ini urgent, karena untuk membeli barang dari Pertamina, harus dilakukan jemput bola. "Saya bukan masalah ekpor impor tapi tergantung kebutuhan kebijakan perusahan. Saya nggak bisa bilang setuju impor atau ekspor saya netral," terangnya.
Sebelumnya Anggota Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas Fahmy Radhi mengkritik keras pembentukan trading arm baru PT Pertamina (Persero) di Singapura, karena bisa menjadi membangkitkan Petral Jilid 2.
Fahmy berharap PIMD Pertamina ini bisa dibubarkan, namun jika akan diteruskan maka perlu dipilih pimpinan yang berintegritas tinggi yang tidak mempan dengan suap serta memperbaiki tata kelola penjualan dan impor yang terbuka, agar PIMD tidak dimanfaatkan oleh mafia migas. (*)
(gus) Next Article Kelola Blok Tua, Pertamina Cari Mitra
Para pakar menilai pembukaan trading arm atau kantor pemasaran ini bisa jadi bibit lahirnya Petral Jilid 2.
"Loh begini adanya kebutuhan kita mempunyai subsidi di company pusat perdagangan minyak dan produk minyak dunia termasuk daerah Singapura, sahingga aksesnya lebih mudah itu aja kok," ungkapnya Rabu, (16/10/2019).
Menurutnya permasalahan Petral zaman dulu yang dibubarkan pada 2015 karena lepas dari kontrol. Dirinya mengatakan setelah Petral bubar kewenangan pengadaan minyak dialihkan ke Integrated Supply Chain (ISC). Dengan sistem ISC, imbuhnya, sudah tidak ada masalah. Kontrol inilah yang kemudian menjadi catatan untuk trading arm baru Pertamina.
"Saya masih melihat kebutuhan institusi di luar ya, dan itu sekarang menurut saya move yang tepat dari Pertamina nggak usah dipermasalahkan hanya sekarang cara kontrolnya tugas tanggungjawanya apa itu aja," imbuhnya.
Baginya hadirnya trading arm ini urgent, karena untuk membeli barang dari Pertamina, harus dilakukan jemput bola. "Saya bukan masalah ekpor impor tapi tergantung kebutuhan kebijakan perusahan. Saya nggak bisa bilang setuju impor atau ekspor saya netral," terangnya.
Sebelumnya Anggota Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas Fahmy Radhi mengkritik keras pembentukan trading arm baru PT Pertamina (Persero) di Singapura, karena bisa menjadi membangkitkan Petral Jilid 2.
Fahmy berharap PIMD Pertamina ini bisa dibubarkan, namun jika akan diteruskan maka perlu dipilih pimpinan yang berintegritas tinggi yang tidak mempan dengan suap serta memperbaiki tata kelola penjualan dan impor yang terbuka, agar PIMD tidak dimanfaatkan oleh mafia migas. (*)
(gus) Next Article Kelola Blok Tua, Pertamina Cari Mitra
Most Popular