
Meleset! 50% Lebih KUR Cair Malah untuk Usaha Non Produksi
Lidya Kembaren, CNBC Indonesia
16 October 2019 14:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mencatat sepanjang periode pertama Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp 435,4 triliun. Penyertaan modal ini diberikan kepada 17,5 juta debitur.
Selama Januari-Agustus 2019, realisasiĀ Rp 102 triliun (72% dari target) yang sudah diberikan kepada 3,6 juta debitur, sebanyak 47% untuk sektor produksi, sisanya 53% untuk non produksi seperti perdagangan. Padahal pemerintah menargetkan pencairan 60% KUR untuk sektor produksi seperti usaha produksi pakaian UKMĀ dan lainnya yang bernilai tambah.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet dari penyaluran KUR juga kecil yakni 1,31%.
Sedangkan untuk 2019, target penyaluran KUR sebesar Rp 140 triliun. Dari total ini porsi 60% akan diberikan ke sektor usaha produktif dan 40% ke sektor perdagangan dan lainnya.
"Untuk 2019, realisasi penyaluran KUR pada periode 1 Januari sampai dengan 31 Agustus 2019 adalah Rp 102 triliun yang sudah diberikan kepada 3,6 juta debitur," ujar Iskandar di Gedung SMESCO, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Sedangkan realisasi penyaluran KUR di bidang busana dan produk turunannya pada tahun ini yakni periode Januari-September telah tercapai sebesar Rp 1,13 triliun. Pembiayaan ini diberikan kepada 45,1 ribu debitur yang tersebar di seluruh Indonesia. Bidang busana dan produk turunannya salah satu sektor baru yang dibidik untuk penyaluran KUR.
"Penyaluran KUR tertinggi yang berada di bidang busana adalah sektor industri pakaian jadi dan perlengkapan sebesar Rp 770 miliar atau sebesar 67,6% dari total penyaluran," kata dia.
Untuk bidang busana dan produk turunannya di rencanakan pemerintah masuk ke dalam sektor produktif, karena merupakan bagian dari industri tekstil yang bisa diolah. Apalagi selama berada di sektor perdagangan, tidak berkembang dengan baik.
Dengan demikian, maka target penyaluran KUR sebesar 60% ke sektor produktif bisa tercapai di tahun ini.
"Harapan kami karena kami sudah tetapkan KUR produktif 60%, dengan cara ini bisa tercapai. Kalau sekarang kan agak tersendat memang. Realisasi Agustus baru 47% KUR produksi. Maka dengan inovasi KUR seperti ini kami harapkan bisa berkembang," tegasnya.
(hoi/hoi) Next Article KUR Banyak Cair untuk Usaha Dagang daripada Produksi
Selama Januari-Agustus 2019, realisasiĀ Rp 102 triliun (72% dari target) yang sudah diberikan kepada 3,6 juta debitur, sebanyak 47% untuk sektor produksi, sisanya 53% untuk non produksi seperti perdagangan. Padahal pemerintah menargetkan pencairan 60% KUR untuk sektor produksi seperti usaha produksi pakaian UKMĀ dan lainnya yang bernilai tambah.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet dari penyaluran KUR juga kecil yakni 1,31%.
"Untuk 2019, realisasi penyaluran KUR pada periode 1 Januari sampai dengan 31 Agustus 2019 adalah Rp 102 triliun yang sudah diberikan kepada 3,6 juta debitur," ujar Iskandar di Gedung SMESCO, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Sedangkan realisasi penyaluran KUR di bidang busana dan produk turunannya pada tahun ini yakni periode Januari-September telah tercapai sebesar Rp 1,13 triliun. Pembiayaan ini diberikan kepada 45,1 ribu debitur yang tersebar di seluruh Indonesia. Bidang busana dan produk turunannya salah satu sektor baru yang dibidik untuk penyaluran KUR.
"Penyaluran KUR tertinggi yang berada di bidang busana adalah sektor industri pakaian jadi dan perlengkapan sebesar Rp 770 miliar atau sebesar 67,6% dari total penyaluran," kata dia.
Untuk bidang busana dan produk turunannya di rencanakan pemerintah masuk ke dalam sektor produktif, karena merupakan bagian dari industri tekstil yang bisa diolah. Apalagi selama berada di sektor perdagangan, tidak berkembang dengan baik.
Dengan demikian, maka target penyaluran KUR sebesar 60% ke sektor produktif bisa tercapai di tahun ini.
"Harapan kami karena kami sudah tetapkan KUR produktif 60%, dengan cara ini bisa tercapai. Kalau sekarang kan agak tersendat memang. Realisasi Agustus baru 47% KUR produksi. Maka dengan inovasi KUR seperti ini kami harapkan bisa berkembang," tegasnya.
(hoi/hoi) Next Article KUR Banyak Cair untuk Usaha Dagang daripada Produksi
Most Popular