
BRI Buka Ruang Penurunan Bunga Kredit
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
03 October 2019 08:58

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kembali membuka ruang penurunan suku bunga kredit. Hal ini sejalan dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang sudah memangkas suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 75 basis poin menjadi 5,25% sepanjang tahun berjalan.
Sebelumnya, pada Agustus lalu, bank dengan kode saham BBRI ini sudah menurunkan suku bunga kredit pada segmen kredit mikro, ritel dan konsumer hingga 50 basis poin (bps) pada awal Agustus lalu. Penurunan suku bunga ini untuk memberikan ruang pertumbuhan kredit yang lebih tinggi.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menyampaikan, perseroan akan kembali merespons suku bunga kredit dengan mempertimbangkan arah kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve dan memperhatikan kondisi likuiditas perbankan.
"Iya, bunga kredit kita sesuaikan, referensinya Fed Funds Rate dan likuiditas," kata Haru, usai paparan publik di Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan, kondisi likuiditas perbankan membaik. Indikatornya terlihat dari rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to depocit ratio (LDR) perbankan yang membaik dari posisi 94% pada Juni 2019 menjadi 93,8% per Juli 2019. Hal ini didorong oleh membaiknya Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang tumbuh 8,01% per Juli 2019 dari bulan sebelumnya di angka 7,42%.
Dengan faktor tersebut, Haru menuturkan, masih terbuka ruang penurunan suku bunga kredit hingga akhir tahun ini.
"Kita tunggu lagi, kalau memang ada (ruang penurunan) kita akan sesuaikan lagi," imbuh dia.
Dilihat dari kinerja, hingga paruh pertama 2019, secara konsolidasi, BRI membukukan laba bersih mencapai Rp 16,16 triliun, naik 8,20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 14,94 triliun.
Kredit BRI tumbuh sebesar 11,3% dengan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,33%. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 12,9%. Sedangkan, total aset per Juni 2019 sebesar Rp 1.228,19 triliun.
(hps/hps) Next Article Ini Resep Jitu Agar Permintaan Kredit Perbankan Meningkat
Sebelumnya, pada Agustus lalu, bank dengan kode saham BBRI ini sudah menurunkan suku bunga kredit pada segmen kredit mikro, ritel dan konsumer hingga 50 basis poin (bps) pada awal Agustus lalu. Penurunan suku bunga ini untuk memberikan ruang pertumbuhan kredit yang lebih tinggi.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menyampaikan, perseroan akan kembali merespons suku bunga kredit dengan mempertimbangkan arah kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve dan memperhatikan kondisi likuiditas perbankan.
"Iya, bunga kredit kita sesuaikan, referensinya Fed Funds Rate dan likuiditas," kata Haru, usai paparan publik di Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Dengan faktor tersebut, Haru menuturkan, masih terbuka ruang penurunan suku bunga kredit hingga akhir tahun ini.
"Kita tunggu lagi, kalau memang ada (ruang penurunan) kita akan sesuaikan lagi," imbuh dia.
Dilihat dari kinerja, hingga paruh pertama 2019, secara konsolidasi, BRI membukukan laba bersih mencapai Rp 16,16 triliun, naik 8,20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 14,94 triliun.
Kredit BRI tumbuh sebesar 11,3% dengan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,33%. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 12,9%. Sedangkan, total aset per Juni 2019 sebesar Rp 1.228,19 triliun.
(hps/hps) Next Article Ini Resep Jitu Agar Permintaan Kredit Perbankan Meningkat
Most Popular