
Ternyata RI Paling Rajin Ekspor Babi ke Singapura
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
15 October 2019 14:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor sepanjang September sebesar US$ 14,10 miliar. Nilai ini turun 1,29% dibandingkan ekspor Agustus sebesar US$ 14,28 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekspor migas mengalami penurunan 5,17% dan ekspor non migas turun 1,03%.
"Ekspor non migas turun 1,03% karena turun beberapa komoditas yang utama perhiasan permata, kemudian kendaraan dan bagiannya dan pakaian jadi bukan rajutan," ujar Suhariyanto di Kantornya, Selasa (15/10/2019).
Untuk sektor pertanian, ekspor tercatat US$ 360 juta, di mana secara bulanan (mtm) mengalami kenaikan 5,27% dan tahunan (YoY) tumbuh 12,24%. Salah satu komoditas yang di ekspor adalah babi yang mengalami penurunan.
"Per September ekspor Babi US$ 4,78 juta turun 10,86% dibandingkan periode Agustus 2019 US$ 5,3 juta. Permintaan paling banyak ke Singapura karena babi berasal dari Batam," jelasnya.
Secara kumulatif Januari-September nilai ekspor mencapai US$ 124,17 miliar atau menurun 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode yang sama di Januari-September 2019 ekspor babi justru mengalami peningkatan.
"Januari - September 2019 ekspor komoditi hasil pertanian yakni Babi tercatat US$ 44,79 juta tumbuh 9,22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 41,01 juta," tegasnya.
(dru) Next Article Impor RI Anjlok Tanda Industri Tak Berjalan Normal
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekspor migas mengalami penurunan 5,17% dan ekspor non migas turun 1,03%.
"Ekspor non migas turun 1,03% karena turun beberapa komoditas yang utama perhiasan permata, kemudian kendaraan dan bagiannya dan pakaian jadi bukan rajutan," ujar Suhariyanto di Kantornya, Selasa (15/10/2019).
"Per September ekspor Babi US$ 4,78 juta turun 10,86% dibandingkan periode Agustus 2019 US$ 5,3 juta. Permintaan paling banyak ke Singapura karena babi berasal dari Batam," jelasnya.
Secara kumulatif Januari-September nilai ekspor mencapai US$ 124,17 miliar atau menurun 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode yang sama di Januari-September 2019 ekspor babi justru mengalami peningkatan.
"Januari - September 2019 ekspor komoditi hasil pertanian yakni Babi tercatat US$ 44,79 juta tumbuh 9,22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 41,01 juta," tegasnya.
(dru) Next Article Impor RI Anjlok Tanda Industri Tak Berjalan Normal
Most Popular