Prabowo Rajin Sowan, Demi Aman Masuk Koalisi?

Sandi Ferry, CNBC Indonesia
15 October 2019 09:53
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto kembali tampil di media massa dalam seminggu terakhir.
Foto: Presiden Joko Widodo bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto kembali tampil di media massa dalam seminggu terakhir. Ia mendapat sorotan karena bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan pemimpin partai lainnya, yakni Surya Paloh dari Partai Nasdem serta yang teranyar Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dari PKB, Senin malam (14/10).

Sinyal bahwa Gerindra akan masuk dalam pemerintahan pun semakin kencang. Apalagi, Prabowo sempat mengatakan pernyataan yang menguatkan sinyal tersebut.

"Karena di Indonesia enggak ada oposisi. Bisa dikatakan. Baik, mesra," katanya usai menemui Jokowi di istana akhir pekan lalu.


Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga optimistis bisa membantu pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang loyo dalam beberapa waktu terakhir. "Kami akan beri gagasan, pertumbuhan [ekonomi] bisa tumbuh double digit," kata mantan Capres yang berpasangan dengan Sandiaga Uno dalam Pilpres 17 April lalu ini.

Namun di sisi lain, Jokowi mengungkapkan bahwa lobi Gerindra yang memberi sinyal ingin masuk ke dalam pemerintahan belum bisa ditentukan.

Tampaknya, Jokowi masih menimbang-nimbang urgensi dan plus-minus jika partai berlambang burung garuda tersebut menjadi bagian dari koalisi. "Sudah saya sampaikan belum final kalau sudah final kami sampaikan," ujarnya.

Selain memikirkan niat Prabowo yang berjanji akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Jokowi juga perlu melihat bahwa terlalu gemuknya pemerintahan akan berdampak negatif terhadap check and balances.

Tidak sampai di situ, Prabowo kembali melanjutkan safari politiknya ke kediaman Surya Paloh di Permata Hijau pada Minggu malam. Ada tiga kesepakatan yang tercapai yakni memperbaiki citra parpol, melawan tindakan radikalisme serta sepakat bahwa amandemen UUD 1945 sebaiknya bersifat menyeluruh.

"Kedua pemimpin parpol sepakat bahwa amendemen UUD 1945 sebaiknya bersikap menyeluruh, yang menyangkut tata kelola negara, dan sehubungan tantangan kekinian dan masa depan kehidupan berbangsa yang baik," kata Sekretaris Jendral Nasdem, Johnny G Plate seperti dikutip dari CNNIndonesia.com
Meski hasil pertemuan tersebut tidak secara eksplisit menyebut kesepakatan Gerindra masuk ke koalisi. Namun tetap saja, Prabowo dinilai meminta izin kepada Nasdem untuk ikut ambil bagian dari pemerintahan. Apalagi, selama ini yang kerap vokal menolak masuknya kekuatan lain ke koalisi pemerintahan adalah Nasdem.
Mendapat sinyal positif dari Nasdem, Prabowo kembali melanjutkan perjalanannya. Senin malam (14/10) kantor DPP PKB yang menjadi tujuan bertandang anyar. Saat itu, pertemuan juga membahas kemungkinan Gerindra masuk ke dalam pemerintahan.
Cak Imin juga mengatakan sudah memberi lampu hijau bagi Gerindra untuk masuk ke dalam pemerintahan. "Tidak ada masalah (Gerindra mendapat jatah kursi menteri). Istilah salat itu, kalau salat ada imam, ada makmum," katanya kepada awak media.
Namun, meski sudah banyak mengunjungi pimpinan di masing-masing partai, namun Gerindra tetap masih harus menunggu keputusan dari Jokowi. Apakah dirasa perlu masuk pemerintahan atau tidak. Kini, bola ada di tangan Presiden.


(tas) Next Article Gabung ke Jokowi, Prabowo: Kita Penuhi Janji di Pilpres 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular