Robotisasi Ancam PHK di RI: Robot Tak Pernah Demo!
11 October 2019 16:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Robotisasi menjadi isu hangat diperbincangkan oleh para serikat pekerja di Indonesia. Robotisasi menjadi ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK), saat ini dan masa depan.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan sektor industri sandang memang beberapa tahun terakhir sudah memakai robot dalam proses produksi. Hal ini sebagai jawaban dari masalah kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang terus naik setiap tahun
"Yang sudah pakai robot adalah pakaian jadi, di sektor pemintalan sudah ada sudah robotik. Baru 2-3 tahun ini sehingga efisiensi itu tergantung lokasi pabrik sekitar Jabodetabek kalau di Jawa Tengah kan pilihan apa saya pakai robotik atau orang. Jadi 4.0 itu pilihan bukan suatu keharusan," kata Ade kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/10).
Ade berkelakar bahwa kelebihan menggunakan robot selain soal kecepatan dan efisiensi juga, robot tak pernah demo untuk menuntut upah atau yang lainnya. Namun, sambil bercanda, Ade juga mengatakan saat listrik mati maka barulah robot 'demo'.
"Ya mungkin itulah, demo sih PLN, listriknya mati ini," katanya tertawa.
Namun, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menganggap keliru bila robotisasi dilakukan sebagai renpons kenaikan upah atau UMP beberapa tahun terakhir.
"Keliru pendapat tersebut. Robotisasi sudah berkembang dari 30 tahun yang lalu di negara industri maju seperti Amerika, Jepang, Jerman dalam rangka efisiensi kerja dan antisipasi global supply chain serta kemajuan teknologi terutama teknologi ICT, jadi bukan karena persoalan upah atau kesejahteraan buruh," kata Said Iqbal kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/10).
(hoi/hoi)
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan sektor industri sandang memang beberapa tahun terakhir sudah memakai robot dalam proses produksi. Hal ini sebagai jawaban dari masalah kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang terus naik setiap tahun
"Yang sudah pakai robot adalah pakaian jadi, di sektor pemintalan sudah ada sudah robotik. Baru 2-3 tahun ini sehingga efisiensi itu tergantung lokasi pabrik sekitar Jabodetabek kalau di Jawa Tengah kan pilihan apa saya pakai robotik atau orang. Jadi 4.0 itu pilihan bukan suatu keharusan," kata Ade kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/10).
Ade berkelakar bahwa kelebihan menggunakan robot selain soal kecepatan dan efisiensi juga, robot tak pernah demo untuk menuntut upah atau yang lainnya. Namun, sambil bercanda, Ade juga mengatakan saat listrik mati maka barulah robot 'demo'.
"Ya mungkin itulah, demo sih PLN, listriknya mati ini," katanya tertawa.
Namun, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menganggap keliru bila robotisasi dilakukan sebagai renpons kenaikan upah atau UMP beberapa tahun terakhir.
"Keliru pendapat tersebut. Robotisasi sudah berkembang dari 30 tahun yang lalu di negara industri maju seperti Amerika, Jepang, Jerman dalam rangka efisiensi kerja dan antisipasi global supply chain serta kemajuan teknologi terutama teknologi ICT, jadi bukan karena persoalan upah atau kesejahteraan buruh," kata Said Iqbal kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/10).
Artikel Selanjutnya
Duh! Disikat oleh Robot, 30% Pekerja RI Terancam PHK
(hoi/hoi)