
Diam-Diam Djarum Pakai Robot Pembuat Rokok, Pekerja Kena PHK?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Djarum mengakui menggunakan robot atau robotisasi dalam proses produksi rokok di pabrik mereka di Kudus, Jawa Tengah. Hal ini menjadi bagian untuk mengikuti perkembangan teknologi. Apakah penggunaan robot memangkas atau efisiensi tenaga kerja di pabrik Djarum?
"Robot-nya, ada. Tidak banyak. Hal itu dibutuhkan untuk mengikuti perkembangan teknologi. Jadi tidak signifikan dalam efisiensi tenaga kerja," kata Senior Manager Corporate Communications PT Djarum Budi Darmawan kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/10)
Ia bilang penggunaan robot di pabrik rokok Djarum hanya berada di satu lokasi, penggunaannya tidak masif pada bagian proses produksi rokok. Namun, yang tak diduga, pemakaian robot sudah berlangsung sejak empat tahun lalu, atau lebih cepat dari informasi yang disampaikan oleh Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri),
"Sekitar 2015, hanya ada di satu lokasi saja," kata Budi.
Sekjen Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), Willem Petrus Riwu sempat mengatakan penggunaan robotik di Djarum sudah dilakukan sejak setahun terakhir.
"Robotik di bagian produksi sigaret mesin," kata Willem kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/10/2019).
Pemakaian robotik memang memiliki konsekuensi dengan pengurangan tenaga kerja. Namun, Willem mengklaim bahwa pemakaian robotik dalam kaitannya dengan pengembangan industri 4.0, tetap memberi ruang untuk penambahan lapangan kerja di Djarum.
Ia juga mengatakan bahwa Djarum tetap menjadi pabrik rokok dengan produksi sigaret kretek tangan (SKT) tertinggi sehingga tenaga kerja manusia tetap dibutuhkan.
"Kalau mengurangi tenaga kerja di sektor yang sama dengan robotik itu sudah boleh dikatakan tidak bisa dihindari, tetapi masih bisa menciptakan lapangan kerja baru," kata Willem.
Robotisasi sempat menjadi kekhawatiran para serikat pekerja di Indonesia. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memperkirakan akan ada 30% pekerja akan kena PHK dalam 3-5 tahun akibat robotisasi.
Menurut Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Sudarto, selama lima tahun terakhir ini sudah ada lebih dari 32.000 karyawan industri hasil tembakau yang kena PHK. Namun, tak dijelaskan faktor penyebab utamanya, yang pasti industri rokok saban tahun dihajar oleh persoalan kenaikan cukai yang menuntut efisiensi di industri.
(hoi/hoi) Next Article Pabrik Rokok Djarum Sampai Sampoerna Sudah Pakai Robot