
Mirip Vietnam, RI Pernah Rasakan Era Dilirik Banyak Investor
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
10 October 2019 19:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Jauh sebelum gelombang perpindahan industri dari China ke Vietnam, Indonesia pernah merasakan perpindahan industri dari Jepang pada 1990-an. Jauh sebelum ada isu kenaikan upah hingga masalah perizinan yang rumit.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan saat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang saat itu, dan ekspor dari Negeri Sakura sempat dibatasi. Pada masa inilah justru terjadi relokasi industri ke Indonesia.
"Flying goose dari Jepang, yang lagi gagah di Asia Tenggara adalah Malaysia, Thailand, dan Indonesia, karena upah buruh murah dan market-nya bagus. Makanya Indonesia bisa menikmati manfaat dari relokasi Jepang," kata Bambang, di Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Berbeda dengan kondisi perang dagang antara China dan AS saat ini, dimana relokasi justru dirasakan oleh Vietnam. Hal ini sempat membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah besar karena sejumlah perusahaan besar yang keluar dari China akibat perang dagang namun tidak masuk ke Indonesia satupun.
Jokowi juga sempat mengungkapkan kekecewaannya lantaran regulasi investasi masih 'gemuk'. Alhasil, investor menjadi enggan menanamkan modalnya di Indonesia, bahkan lebih memilih ke negara-negara tetangga seperti Malaysia hingga Vietnam.
Bambang juga mengungkapkan hal ini terjadi karena Indonesia kurang konsisten dan tidak fokus pada manufaktur. Berbeda dengan Malaysia, yang tidak hanya fokus pada komoditi tetapi juga industri manufaktur.
"Ketika ada relokasi dari China, pasti fokus pada negara yang punya struktur manufaktur kuat dan memberikan kemudahan," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Ini Faktanya Daya Saing RI Kalah dengan Vietnam
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan saat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang saat itu, dan ekspor dari Negeri Sakura sempat dibatasi. Pada masa inilah justru terjadi relokasi industri ke Indonesia.
Berbeda dengan kondisi perang dagang antara China dan AS saat ini, dimana relokasi justru dirasakan oleh Vietnam. Hal ini sempat membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah besar karena sejumlah perusahaan besar yang keluar dari China akibat perang dagang namun tidak masuk ke Indonesia satupun.
Jokowi juga sempat mengungkapkan kekecewaannya lantaran regulasi investasi masih 'gemuk'. Alhasil, investor menjadi enggan menanamkan modalnya di Indonesia, bahkan lebih memilih ke negara-negara tetangga seperti Malaysia hingga Vietnam.
Bambang juga mengungkapkan hal ini terjadi karena Indonesia kurang konsisten dan tidak fokus pada manufaktur. Berbeda dengan Malaysia, yang tidak hanya fokus pada komoditi tetapi juga industri manufaktur.
"Ketika ada relokasi dari China, pasti fokus pada negara yang punya struktur manufaktur kuat dan memberikan kemudahan," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Ini Faktanya Daya Saing RI Kalah dengan Vietnam
Most Popular