
Lembong Sebut Infrastruktur RI Tertinggal Vietnam & Thailand
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 October 2019 15:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Infrastruktur RI masih kalah jika dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga. Demikian disampaikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
Dia bilang, meskipun pemerintahan Jokowi-JK sudah banyak membangun infrastruktur, defisit infrastruktur RI masih sangat besar. Memang, sejumlah infrastruktur besar dibangun seperti Tol Trans Jawa, modernisasi terminal di berbagai bandara, dan perpanjangan runway.
"Kalau dilihat dari posisi pesaing kita, dibandingkan negara-negara tetangga kita masih belum sepenuhnya mengejar ketertinggalan misal dibandingkan Malaysia Thailand dan Vietnam," ungkapnya di kantornya, Senin (7/10/2019).
Karena itu, menurutnya RI harus tetap berlari kencang mengejar ketertinggalan tersebut. Di sisi lain, para pesaing juga tak mungkin tinggal diam.
"Mereka juga berlari kencang, juga gencar mengembangkan infrastruktur," tandasnya.
Sebagai contoh, meskipun Thailand sudah di depan RI, saat ini negeri itu masih membangun east train economic corridor. Anggaran pembangunannya mencapai US$ 33 miliar.
Proyek itu berada satu koridor di bagian timur Thailand yang tulang punggungnya adalah high speed rail alias jalur kereta cepat. Jalur itu akan tersambungkan dari selatan Thailand sampai masuk ke Tiongkok.
"Untuk high speed train Thailand mereka memilih untuk membeli kereta baik dari Tiongkok maupun dari Jepang mereka pakai dua-duanya. Sementara signaling sistem kereta cepat mereka memilih akan dibeli dari Eropa," tandasnya.
Artinya, banyak keikutsertaan swasta dalam proyek pembangunan di Thailand. Sejalan dengan itu, terbangun pula hubungan multilateral yang semakin kuat.
"Bayangkan di satu koridor kereta cepat itu ada keikutsertaan Jepang, Tiongkok, dan Eropa. Nah tentunya kita tidak bisa melamban," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Proyek Infrastruktur Rp 6.000 T Pemerintah Tetap Lanjut
Dia bilang, meskipun pemerintahan Jokowi-JK sudah banyak membangun infrastruktur, defisit infrastruktur RI masih sangat besar. Memang, sejumlah infrastruktur besar dibangun seperti Tol Trans Jawa, modernisasi terminal di berbagai bandara, dan perpanjangan runway.
"Kalau dilihat dari posisi pesaing kita, dibandingkan negara-negara tetangga kita masih belum sepenuhnya mengejar ketertinggalan misal dibandingkan Malaysia Thailand dan Vietnam," ungkapnya di kantornya, Senin (7/10/2019).
Karena itu, menurutnya RI harus tetap berlari kencang mengejar ketertinggalan tersebut. Di sisi lain, para pesaing juga tak mungkin tinggal diam.
"Mereka juga berlari kencang, juga gencar mengembangkan infrastruktur," tandasnya.
Sebagai contoh, meskipun Thailand sudah di depan RI, saat ini negeri itu masih membangun east train economic corridor. Anggaran pembangunannya mencapai US$ 33 miliar.
Proyek itu berada satu koridor di bagian timur Thailand yang tulang punggungnya adalah high speed rail alias jalur kereta cepat. Jalur itu akan tersambungkan dari selatan Thailand sampai masuk ke Tiongkok.
"Untuk high speed train Thailand mereka memilih untuk membeli kereta baik dari Tiongkok maupun dari Jepang mereka pakai dua-duanya. Sementara signaling sistem kereta cepat mereka memilih akan dibeli dari Eropa," tandasnya.
Artinya, banyak keikutsertaan swasta dalam proyek pembangunan di Thailand. Sejalan dengan itu, terbangun pula hubungan multilateral yang semakin kuat.
"Bayangkan di satu koridor kereta cepat itu ada keikutsertaan Jepang, Tiongkok, dan Eropa. Nah tentunya kita tidak bisa melamban," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Proyek Infrastruktur Rp 6.000 T Pemerintah Tetap Lanjut
Most Popular