
Kapal Hong Kong, Vietnam, Liberia Ramai-ramai Kotori Laut RI
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
04 October 2019 20:05

Jakarta, CNBC Indonesia- Ternyata, kapal-kapal asing selama ini telah membuat laut RI tercemar akibat ceceran minyak mereka. Peristiwa ini telah terjadi bertahun-tahun, dan mulai diawasi ketat oleh pemerintah saat ini.
Panglima Komando Angkatan Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda Yudo Margono mengatakan, sampai sekarang pemerintah sudah menciduk 12 kapal di perairan Berakit, Bintan.
Penyisiran mulai dilakukan dengan menetapkan lokasi lego jangkar, ini untuk memudahkan aparat dalam pengawasan kapal-kapal yang lalu lalang di perairan Indonesia. "Dengan ditetapkan lego jangkar, itu akan memudahkan. Pengawasan terhadap kapal-kapal yang melakukan lego jangkar secara ilegal dapat kita tindak untuk proses hukum," katanya saat dijumpai di kantor Kemenko Maritim, Jumat (4/10/2019).
Kendala saat ini adalah banyaknya lokasi lego jangkar ilegal, yang membuat kapal bisa sembarangan buang limbah di situ. Biasanya, mereka membuang saat malam dan tidak terpantau.
Yudo mengatakan untuk 12 kapal yang sudah tertangkap rata-rata adalah kapal asing. "Ada Liberia, Hong Kong, Vietnam, dan macam-macam," katanya.
Kebanyakan limbah yang masuk adalah berupa minyak dan oli ke lautan Indonesia. Ketimbang bayar limbah B3 mahal di Singapura.
Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan saat ini sedang disusun SOP untuk mengantisipasi aksi serupa. "Sebenarnya masing-masing kementerian sudah punya SOP, yang sekarang ini bagaimana kita integrasikan SOP yang ada dan kerja sama dengan kementerian lain."
(gus) Next Article Waduh, Belasan Tahun Laut RI Tercemar Minyak dari Kapal Asing
Panglima Komando Angkatan Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda Yudo Margono mengatakan, sampai sekarang pemerintah sudah menciduk 12 kapal di perairan Berakit, Bintan.
Kendala saat ini adalah banyaknya lokasi lego jangkar ilegal, yang membuat kapal bisa sembarangan buang limbah di situ. Biasanya, mereka membuang saat malam dan tidak terpantau.
Yudo mengatakan untuk 12 kapal yang sudah tertangkap rata-rata adalah kapal asing. "Ada Liberia, Hong Kong, Vietnam, dan macam-macam," katanya.
Kebanyakan limbah yang masuk adalah berupa minyak dan oli ke lautan Indonesia. Ketimbang bayar limbah B3 mahal di Singapura.
Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan saat ini sedang disusun SOP untuk mengantisipasi aksi serupa. "Sebenarnya masing-masing kementerian sudah punya SOP, yang sekarang ini bagaimana kita integrasikan SOP yang ada dan kerja sama dengan kementerian lain."
(gus) Next Article Waduh, Belasan Tahun Laut RI Tercemar Minyak dari Kapal Asing
Most Popular