
Belanja Modal Kementerian/Lembaga Masih Loyo
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
26 September 2019 16:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Sampai Agustus 2019, realisasi belanja modal Kementerian dan/atau Lembaga, baru mencapai Rp 63 triliun atau sebesar 33% dari pagu yang ditetapkan dalam APBN 2019 yang sebesar Rp 189,3 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan secara rata-rata, pola belanja modal selalu sama, sejak 2017.
Secara rinci, realisasi belanja modal pada Januari-Agustus 2018 mencapai 34,7% dari pagu anggaran. Kemudian pada Januari-Agustus 2017 realisasinya hanya 33,4%. Kemudian pada Januari-Agustus 2016 adalah 32,8%, dan Januari-Agustus 2015 adalah 22,5%.
Oleh karenanya, Askolani menekankan bahwa realisasi yang tergolong masih rendah itu, bukan karena adanya perlambatan belanja oleh pemerintah pusat.
"Itu sama polanya dengan 2017 dan 2018 jadi tidak ada perlambatan di 2019," ujarnya di kantor Kemenkeu, Kamis (26/9/2019).
Dengan pola yang masih sama, dia juga yakni belanja modal sampai akhir tahun juga akan sama. Kendati demikian, belanja modal akan maksimal hingga akhir tahun.
"Jika dengan posisi yang sama maka pelaksanaan 2019 ini tidak jauh beda dengan 2018, bahwa belanja modal bisa terealisasi hingga 90%," ungkapnya.
Padahal seharusnya, di tengah perlambatan ekonomi global, belanja modal dari kementerian atau lembaga bisa sangat membantu Indonesia dalam meningkatkan perekonomian.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui, pertumbuhan belanja modal oleh kementerian dan lembaga memang masih lambat.
"Ini menjadi perhatian karena K/L dalam merealisasi belanja modal masih sangat lambat polanya, sama seperti pola dua tahun sebelumnya," tutur dia dalam Konferensi Pers APBN KiTa 2019, Selasa (24/9/2019).
Oleh karena itu, Sri Mulyani meminta kepada kementerian atau lembaga agar dapat segera merealisasikan belanja modalnya.
"Terutama K/L yang memiliki peranan penting dalam merealisasi belanja modal supaya bisa membelanjakan karena ini sangat penting untuk mendukung perekonomian yang mengalami tekanan cukup berat dari luar," ujar Sri Mulyani.
(dru) Next Article Kemenkeu Pede Beban Utang Turun Karena Investment Grade
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan secara rata-rata, pola belanja modal selalu sama, sejak 2017.
Secara rinci, realisasi belanja modal pada Januari-Agustus 2018 mencapai 34,7% dari pagu anggaran. Kemudian pada Januari-Agustus 2017 realisasinya hanya 33,4%. Kemudian pada Januari-Agustus 2016 adalah 32,8%, dan Januari-Agustus 2015 adalah 22,5%.
"Itu sama polanya dengan 2017 dan 2018 jadi tidak ada perlambatan di 2019," ujarnya di kantor Kemenkeu, Kamis (26/9/2019).
Dengan pola yang masih sama, dia juga yakni belanja modal sampai akhir tahun juga akan sama. Kendati demikian, belanja modal akan maksimal hingga akhir tahun.
"Jika dengan posisi yang sama maka pelaksanaan 2019 ini tidak jauh beda dengan 2018, bahwa belanja modal bisa terealisasi hingga 90%," ungkapnya.
Padahal seharusnya, di tengah perlambatan ekonomi global, belanja modal dari kementerian atau lembaga bisa sangat membantu Indonesia dalam meningkatkan perekonomian.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui, pertumbuhan belanja modal oleh kementerian dan lembaga memang masih lambat.
"Ini menjadi perhatian karena K/L dalam merealisasi belanja modal masih sangat lambat polanya, sama seperti pola dua tahun sebelumnya," tutur dia dalam Konferensi Pers APBN KiTa 2019, Selasa (24/9/2019).
Oleh karena itu, Sri Mulyani meminta kepada kementerian atau lembaga agar dapat segera merealisasikan belanja modalnya.
"Terutama K/L yang memiliki peranan penting dalam merealisasi belanja modal supaya bisa membelanjakan karena ini sangat penting untuk mendukung perekonomian yang mengalami tekanan cukup berat dari luar," ujar Sri Mulyani.
(dru) Next Article Kemenkeu Pede Beban Utang Turun Karena Investment Grade
Most Popular