
Saingi Gojek, Grab Jalin Kerja Sama Dengan Microsoft
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
24 September 2019 13:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Aplikasi moda transportasi online, Grab melakukan kerjasama dengan Microsoft untuk menjembatani kesenjangan kemampuan teknologi di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Kerjasama yang disebut dengan 'Tech for Good' ini adalah sebuah pelatihan untuk peningkatan keterampilan dan literasi digital.
CEO & Co-founder Grab Anthony Tan mengatakan, pihaknya dan microsof akan membekali para pekerja dengan kemampuan teknologi yang dibutuhkan agar dapat berkembang dalam ekonomi digital.
"Grab dan Microsof ingin menjembatani kesenjangan keterampilan digital dengan menggabungkan kemampuan, kapasitas dan sumber daya kami. Ini juga bertujuan untuk menciptakan kesempatan ekonomi melalui teknologi dan memastikan bahwa ekonomi digital dapat diakses oleh seluruh masyarakat Asia Tenggara," ujar Antony di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Antony menyebutkan, Asia Tenggara siap menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030. Oleh karenanya perlu untuk memberikan kesempatan yang sama untuk ikut merasakan kemajuan ekonomi digital.
"Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal, maka teknologi dapat lebih dijangkau oleh lebih banyak orang dan proses pembelajaran keterampilan-keterampilan baru dapat dengan segera mengubah kehidupan lebih banyak orang di Asia Tenggara," kata dia.
Selain itu, kerjasama Grab dan Microsof juga akan dilakukan bersama dengan berbagai universitas. Hal ini dilakukan guna memastikan bahwa mahasiswa tersebut siap masuk angkatan kerja dengan keterampilan yang mumpuni.
"Kami juga melatih pekerja masa depan untuk digital, kita sudah kerja sama dengan berbagai universitas untuk memberikan mahasiswanya yang punya skil teknik yang dibutuhkan oleh industri sekarang ini," tegasnya.
Lebih detail, ada tiga poin yang akan dilakukan Grab dan Microsof melalui kerjasama keduanya. Pertama, membangun keterampilan teknis bagi mahasiswa di perguruan tinggi di berbagai negara Asia Tenggara untuk memastikan kesiapan mereka untuk memasuki angkatan kerja saat ini dan di masa depan.
Kedua, Memberdayakan mitra pengemudi dan keluarganya agar dapat berkembang dalam ekonomi digital melalui pengembangan keterampilan digital. Ketiga, membuka jalur bagi mitra pengemudi untuk mengejar karir di bidang teknologi dengan dukungan dari organisasi nirlaba global.
(dob/dob) Next Article Kemnaker: Gojek-Grab Tak Wajib Bayar THR ke Driver Ojol, Hanya Imbauan
CEO & Co-founder Grab Anthony Tan mengatakan, pihaknya dan microsof akan membekali para pekerja dengan kemampuan teknologi yang dibutuhkan agar dapat berkembang dalam ekonomi digital.
"Grab dan Microsof ingin menjembatani kesenjangan keterampilan digital dengan menggabungkan kemampuan, kapasitas dan sumber daya kami. Ini juga bertujuan untuk menciptakan kesempatan ekonomi melalui teknologi dan memastikan bahwa ekonomi digital dapat diakses oleh seluruh masyarakat Asia Tenggara," ujar Antony di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Antony menyebutkan, Asia Tenggara siap menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030. Oleh karenanya perlu untuk memberikan kesempatan yang sama untuk ikut merasakan kemajuan ekonomi digital.
"Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal, maka teknologi dapat lebih dijangkau oleh lebih banyak orang dan proses pembelajaran keterampilan-keterampilan baru dapat dengan segera mengubah kehidupan lebih banyak orang di Asia Tenggara," kata dia.
Selain itu, kerjasama Grab dan Microsof juga akan dilakukan bersama dengan berbagai universitas. Hal ini dilakukan guna memastikan bahwa mahasiswa tersebut siap masuk angkatan kerja dengan keterampilan yang mumpuni.
"Kami juga melatih pekerja masa depan untuk digital, kita sudah kerja sama dengan berbagai universitas untuk memberikan mahasiswanya yang punya skil teknik yang dibutuhkan oleh industri sekarang ini," tegasnya.
Lebih detail, ada tiga poin yang akan dilakukan Grab dan Microsof melalui kerjasama keduanya. Pertama, membangun keterampilan teknis bagi mahasiswa di perguruan tinggi di berbagai negara Asia Tenggara untuk memastikan kesiapan mereka untuk memasuki angkatan kerja saat ini dan di masa depan.
Kedua, Memberdayakan mitra pengemudi dan keluarganya agar dapat berkembang dalam ekonomi digital melalui pengembangan keterampilan digital. Ketiga, membuka jalur bagi mitra pengemudi untuk mengejar karir di bidang teknologi dengan dukungan dari organisasi nirlaba global.
(dob/dob) Next Article Kemnaker: Gojek-Grab Tak Wajib Bayar THR ke Driver Ojol, Hanya Imbauan
Most Popular