Sampai 2050 RI Mungkin Belum Resesi, Tapi Harus Hati-hati!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 September 2019 07:09
Tenang, Resesi Masih Jauh
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Aristya Rahadian Krisabella)
Masalahnya, kalau AS sampai resesi maka seluruh dunia bakal kena getahnya. Maklum, AS adalah perekonomian terbesar di dunia, negara konsumen nomor satu di kolong langit.



Resesi tentu akan menurunkan permintaan di AS dan membuat ekspor seluruh dunia bermasalah, termasuk Indonesia. Bukan apa-apa, AS adalah negara tujuan ekspor kedua terbesar bagi Indonesia setelah China.

Pada Januari-Agustus, ekspor Indonesia ke AS tercatat US$ 11,51 miliar. Jumlah tersebut mencapai 11,35% dari total ekspor non-migas Tanah Air.



Jadi kalau permintaan dari AS berkurang tentu terasa betul buat Indonesia. Ekspor bakal melambat, dan bukan tidak mungkin terkontraksi.

Sekarang saja ekspor Indonesia sudah minus selama 10 bulan beruntun. Kalau AS sampai resesi, catatan itu bakal semakin panjang.


Oleh karena itu, masalah ekonomi di AS akan dirasakan sampai ke Indonesia. Menurut riset Deutsche Bank, saat pertumbuhan ekonomi AS turun 1% maka ekonomi Indonesia bakal turun 0,1%.

Seperti halnya China, resesi juga sepertinya masih jauh dari Indonesia. Menurut perkiraan Oxford Economics, ekonomi Indonesia masih akan tumbuh positif sampai 2050.



Namun, bukan berarti Indonesia boleh berleha-leha. Sebab selama kata resesi masih berseliweran, maka perlambatan ekonomi adalah sebuah risiko yang sangat nyata.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular