Mobil Listrik dan BBG Bisa Jalan Bareng Kok...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 September 2019 08:15
Mobil Listrik Kurang Efisien untuk Logistik?
Ilustrasi Mobil LIrstrik (CNBC Indonesia/Arie Pratama)
Akan tetapi, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Pertama, listrik adalah energi sekunder yang membutuhkan pembangkit berbahan bakar primer. Perlu diperhatikan kombinasi pemanfaatan energi primer dan sekunder yang nantinya tidak membawa ekses yang membebani ke depan, lazimnya masuk dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Dalam buklet energi berkeadilan yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bauran energi primer untuk pembangkitan tenaga listrik sampai dengan Semester I-2019 masih didominasi oleh batubara (61,85%). Disusul oleh gas (21,12%), Bahan Bakar Minyak/BBM termasuk Bahan Bakar Nabati/BBN (4,32%), kemudian energi baru dan terbarukan (12,71%).



Kedua, mobil listrik punya keterbatasan jarak tempuh. Mengutip data Statista, jarak terjauh untuk sekali pengisian penuh adalah 335 mil atau 539,13 km yaitu Tesla Model S 100D.



Oleh karena itu, mobil listrik (setidaknya dalam waktu dekat) lebih cocok untuk pemakaian dalam kota, baik kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Kalau untuk jarak jauh, apalagi logistik, sepertinya masih sulit.

Misalnya truk yang bolak-balik Jakarta-Surabaya. Sekali tempuh jaraknya adalah sekitar 785 km sehingga kalau bolak-balik menjadi 1.570 km. Kalau menggunakan mobil listrik paling irit pun harus mengisi baterai penuh setidaknya tiga kali.

Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengisi penuh baterai Tesla Model S 100D yang paling irit itu? Paling tidak 7 jam. Jadi butuh waktu 21 jam untuk mengisi baterai saja, hampir sehari. Tentu sangat tidak efisien kalau bicara logistik.

Padahal dengan pembangunan jalan tol seperti Trans Jawa atau Trans Sumatera, mobilitas logistik tentu akan semakin mudah. Namun kemudahan ini sulit dimanfaatkan jika tidak diiringi oleh efisiensi dari sisi kendaraan.

Sampai 2018, panjang total tol Trans Jawa mencapai 933 km. Pada 2021 panjangnya bertambah menjadi 1.150 km karena ada tambahan ruas Pasuruan-Banyuwangi. Dengan begitu, Pulau Jawa dari ujung ke ujung sudah terhubung di tol Trans Jawa.

Tol Trans Jawa (Kementerian PUPR, CNBC Indonesia, diolah)

Belum lagi tol Trans Sumatra. Total ruas yang telah beroperasi adalah 361,06 km, tetapi nantinya kalau sudah selesai semua akan menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia yang mengubungkan Lampung hingga Aceh.

Tol Trans Sumatera (PT Hutama Karya, CNBC Indonesia, diolah)


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular