Sampai ke Jokowi, Duniatex Ibarat Gajah di Industri Tekstil

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
19 September 2019 18:50
Ada sisi lain soal Duniatex di mata pengusaha tekstil lainnya.
Foto: Dok Duniatex
Jakarta, CNBC Indonesia - Duniatex Group, produsen tekstil yang dianggap terbesar di Indonesia, akhirnya mulai menunggak cicilan kredit setelah rumor gagal bayar sempat mengemuka beberapa waktu lalu. Pengusaha industri tekstil sempat menyampaikan kasus Duniatex ke Presiden Jokowi, saat kunjungan mereka ke Istana beberapa waktu lalu.

"Tentu kesulitan dari salah satu industri, namun salah satu ini dianggap sebagai dari 1 juta nyamuk, ini bukan nyamuk, ini gajah. Kalau ini gajah artinya dia menguasai market di Indonesia tidak kurang dari 20 persen," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat di Jakarta, Kamis (19/9).



Ia mengatakan Dunitex yang menguasi pasar 20 persen, saat kesulitan maka bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan arus kas lebih baik. Sehingga terjadi persaingan di pasar yang merugikan 80% industri-industri lainnya, dengan menjual lebih murah demi mendapatkan dana segar untuk menutup berbagai keperluannya.

"Kita sampaikan ke presiden, walaupun beliau menjawab di luar jangkauannya, karena itu urusan BI dan OJK tentu, tapi yang kita harapkan, fair treatment terhadap industri ini dan terhadap existing industri yang tidak bermasalah, jadi antara yang bermasalah dengan yang bermasalah harus di-treatment secara fair," kata

Ia mengatakan penguasaan Duniatex yang menguasai lebih 20% sangat akan mempengaruhi industri-industri lain. Sehingga saat mereka direstrukturisasi kredit juga berdampak pada pelaku usaha lain.

"Jangankan dengan 1% suku bunga. Suku bunganya saja selisih 5% dengan industri lain, tentu industri lain kan ikut sakit, istilahnya yang sembuh pun sakit, karena bersaing dengan 20% (pangsa pasar)," katanya.



Menurutnya Duniatex saat kesulitan keuangan, telah membanjiri pasar dengan harga lebih murah dari produk China. "Itu kan bisa merusak, bukan barang impor saja. Jadi yang merusak itu produk-produk perusahaan-perusahaan yang pusing (keuangan)," katanya.

Ade mengatakan Duniatex memang penguasa pasar tapi punya kelemahan yang menjadi penyebab kondisinya saat ini. "Kelemahan mereka ini kan saya melihat SDM mereka tidak kompeten sehingga efisiensinya di bawah 55 persen, suatu perusahaan di bawah 55 persen itu pasti batuk," katanya..

Duniatex merupakan pabrik tekstil asal Solo, yang juga kota kelahiran dan kampung halaman Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dari sisi ukuran, Duniatex memang perusahaan yang lebih besar dibandingkan dengan catatan aset perusahaan tekstil asal Solo lain, yaitu PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).

Aset Duniatex yang terdiri dari enam perusahaan utama memang bukan tandingan bahkan bagi gabungan dari SRIL dan emiten tekstil lain di bursa yaitu PT Pan Brothers Tbk (PRBX) sekalipun. Satu lagi perusahaan tekstil yang lumayan besar dan tercatat di bursa adalah PT Indorama Synthetics Tbk (INDR).

Kelompok usaha tekstil terbesar di Solo tersebut beraset Rp 37,85 triliun pada tahun lalu, sedangkan aset SRIL, INDR, dan PBRX masing-masing hanya US$ 1,36 miliar (Rp 19,76 triliun), US$ 805 juta (Rp 11,66 triliun), dan US$ 579 juta (Rp 8,39 triliun) pada periode yang sama.

Dari sisi produksi, OM surat utang global DMDT juga menunjukkan karyawan grup usahanya lebih dari 50.000 orang dengan tiga lini bisnis dasar industri tekstil. Duniatex mengklaim merupakan produsen tekstil terbesar di Indonesia. Namun belum ada kepastian apakah Duniatex yang terbesar.
(hoi/hoi) Next Article Dugaan Gagal Bayar Duniatex, Ada Masalah dengan Tekstil?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular