Jokowi Betul, Risiko Resesi Memang Semakin Tinggi...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 September 2019 10:12
SInyal Perlambatan Ekonomi Kian Terlihat
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sinyal-sinyal perlambatan ekonomi domestik sudah terasa. Berbagai data ekonomi mengkonfirmasi hal tersebut.

Pertama, pertumbuhan penjualan mobil masih dalam tren menurun. Pada Agustus, penjualan mobil turun 11,5% year-on-year (YoY).

Sejak awal tahun, hanya sekali penjualan mobil tumbuh positif yaitu pada Juni. Itu pun tipis saja di 1,2%. Sisanya terkontraksi.




Tidak hanya penjualan mobil, penjualan ritel juga dalam tren melambat. Pada Juli, penjualan ritel tumbuh 2,4% YoY. Lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi 1,8% tetapi melambat ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang mampu tumbuh 2,9%.

Ditambah lagi perkiraan pertumbuhan penjualan ritel pada Agustus adalah 3,7% YoY. Memang membaik dibandingkan Juli, tetapi lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 6,1%.

Itu dari sisi konsumen, bagaimana dengan dunia usaha? Rasanya sama saja, ada hawa optimisme yang terus tergerus yang terlihat dari data Purchasing Managers' Index (PMI).

PMI menggambarkan 'suasana kebatinan' dunia usaha. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Jika skor di atas 50 artinya dunia usaha sedang optimistis dan melakukan ekspansi. Sebaliknya apabila di bawah 50 maka industriawan kurang yakin dengan kondisi ekonomi dan memilih tidak berekspansi.

Pada Juli dan Agustus, PMI manufaktur Indonesia tercatat masing-masing 49,6 dan 49. Angka Agustus menjadi yang terendah sejak Juli 2017. Angkanya di bawah 50, berarti dunia usaha sudah menahan diri.

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular