Pengusaha Akui Kemajuan Vietnam Sudah Bikin Khawatir

Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam muncul sebagai negara yang bersinar di tengah perang dagang AS dan China. Selain mampu menangkap relokasi pabrik dari China, Negeri Paman Ho ini juga berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi 6,78% pada semester I-2019, jauh melampaui negara lain di ASEAN termasuk Indonesia.

Director of Business Development Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAPLAS) Budi Susanto Sadiman mengatakan negara ASEAN lainnya memang juga punya daya keunggulan seperti Myanmar soal upah yang murah, tapi menurutnya belum mengkhawatirkan. Myanmar sempat jadi negara tujuan relokasi pabrik dari Batam karena upah di Indonesia dianggap lebih mahal.

"Myanmar itu jauh sebab kita khawatirnya terlalu tinggi, kadang-kadang juga berlebihan. Yang mengkhawatirkan itu adalah Vietnam," katanya di Jakarta, Rabu (4/9).

Baca: Pengusaha: Kondisi Ekonomi Sekarang Memang Tak Mudah

 

Budi yang pernah berkunjung ke Vietnam mengakui, negara ini punya banyak kelebihan soal daya saing untuk mendukung iklim investasi dan usaha.

"Kalau ngomong investasi, itu di sana gratis, disewa. Mereka nggak usah membeli tanah. Sekian tahun bisa diperpanjang. Yang kedua, produktivitas tenaga kerjanya lebih tinggi. Tapi ada sisi negatifnya, ini menarik untuk pemindahan investasi dari China," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, hal yang ironis. Indonesia tak bisa menikmati adanya relokasi pabrik dari China.

Baca: Jokowi Kecewa: Investor Lebih Pilih Malaysia Ketimbang RI

"World Bank menyampaikan, dari 33 industri China yang relokasi, itu 23 relokasi ke Vietnam, yang 10 itu terpencar di negara-negara ASEAN lain seperti Kamboja, Myanmar, Thailand, Malaysia, tidak satupun di Indonesia," kata Luhut di Jakarta, Rabu (4/9).

(hoi/hoi) Next Article Perusahaan AS Sebut Pindahkan Pabrik ke Vietnam tak Feasible