
Pengusaha: Kondisi Ekonomi Sekarang Memang Tak Mudah

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri dalam negeri menanggapi persaingan antara negara soal investasi yang kian sengit apalagi dengan adanya perang dagang China dan AS. Selain itu, dunia sedang dihadapkan dengan ancaman resesi.
Director of Business Development Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAPLAS) Budi Susanto Sadiman mengatakan memang banyak negara yang daya saing upah tenaga kerjanya jauh lebih murah dari Indonesia seperti Bangladesh. Selain itu, di kawasan ASEAN ada juga Vietnam, Kamboja, dan Myanmar.
"Sebenarnya nggak usah khawatir, Indonesia itu solid. Kondisi sekarang memang nggak terlalu mudah, tapi bisa survive. Kalau kita jalan ada truk wira-wiri, berarti ada komoditi, kita itu kuat. Tapi kita juga jangan lengah untuk hal itu," kata Budi di Jakarta, Rabu (4/9)
Namun Budi mengakui pertumbuhannya upah di Indonesia memang agak mengkhawatirkan. Bila upah terlalu naik tinggi maka banyak industri yang bangkrut atau relokasi sehingga yang dirugikan adalah pekerja.
"Sebetulnya UMR (Indonesia) udah tinggi kan sekarang, nah jangan naik lagi dengan pertumbuhan yang sama," katanya.
Saat ini persaingan menarik investasi kian ketat, bahkan Indonesia kalah dengan Vietnam, sehingga menjadi catatan dari Bank Dunia. Apalagi secara bersamaan, di Batam ada pabrik yang relokasi ke Myanmar karena persoalan upah.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, hal yang ironis, Indonesia tak bisa menikmati adanya relokasi pabrik dari China.
"World Bank menyampaikan, dari 33 industri China yang relokasi, itu 23 relokasi ke Vietnam, yang 10 itu terpencar di negara-negara ASEAN lain seperti Kamboja, Myanmar, Thailand, Malaysia, tidak satupun di Indonesia," kata Luhut di Jakarta, Rabu (4/9).
(hoi/hoi) Next Article RI Resesi! Ini Industri yang Hancur Lebur, Kamu Pegawainya?