
AS-China Bertemu Kenaikan Tarif Batal? 'Big No No' Kata Trump
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 August 2019 19:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Delegasi perdagangan dari China dan Amerika Serikat (AS) akan tetap bertemu pada bulan September untuk melakukan perundingan dagang. Tetapi, kenaikan tarif impor terhadap barang-barang China juga akan tetap diberlakukan pada hari Minggu besok.
"Kami akan memenangkan pertarungan," kata Presiden AS Donald Trump, kepada wartawan, mengutip Reuters. "Kami melakukan percakapan dengan China, pertemuan dijadwalkan, panggilan sedang dilakukan. Saya kira pertemuan pada bulan September terus berlangsung, belum dibatalkan,".
Namun, sayangnya Gedung Putih belum mengumumkan tanggal untuk pertemuan itu.
AS akan mulai menerapkan tarif 15% pada sekitar US$ 125 miliar barang-barang China pada pukul 12:01 dini hari waktu setempat pada hari Minggu, 1 September ini. Beberapa barang yang dikenai tarif termasuk jam tangan pintar, televisi panel datar dan alas kaki.
Perang tarif antara dua ekonomi terbesar dunia itu telah mencapai hingga ratusan miliar dolar barang-barang masing-masing negara. Dampaknya telah mengancam pertumbuhan ekonomi global, mengguncang pasar keuangan dan menyebabkan ditundanya rencana investasi jangka panjang berbagai perusahaan.
Meski sudah berlangsung selama hampir dua tahun, hingga saat ini belum diketahui kapan atau bagaimana perselisihan itu bisa berakhir.
Akibat perang dagang, Trump juga telah banyak menuai kritik dari berbagai perusahaan yang dirugikan langkah proteksionismenya itu. Namun, Trump justru menyangkal hal itu, menyebut perusahaan tidak becus dalam memanajemen bisnisnya.
"Banyak perusahaan yang dijalankan dengan buruk mencoba menyalahkan tarif," kata Trump. "Ini bukan tarifnya, ini disebut manajemen yang buruk," tambah Trump.
Trump juga membantah bahwa tarif mempengaruhi ekonomi AS. Hal itu ia ungkapkan melalui postingannya di Twitter pada Jumat.
"Kami tidak memiliki masalah Tarif (kami memerintah di permainan yang buruk dan/atau tidak adil), kami memiliki masalah dengan Fed (The Federal Reserve). Mereka tidak memiliki petunjuk!" katanya.
Di sisi China, pada Jumat, Kementerian Luar Negeri China mengatakan kedua belah pihak telah menjalin komunikasi yang efektif.
(sef/sef) Next Article Trade War, China Masih Untung Meski Perusahaan AS Hengkang
"Kami akan memenangkan pertarungan," kata Presiden AS Donald Trump, kepada wartawan, mengutip Reuters. "Kami melakukan percakapan dengan China, pertemuan dijadwalkan, panggilan sedang dilakukan. Saya kira pertemuan pada bulan September terus berlangsung, belum dibatalkan,".
Namun, sayangnya Gedung Putih belum mengumumkan tanggal untuk pertemuan itu.
AS akan mulai menerapkan tarif 15% pada sekitar US$ 125 miliar barang-barang China pada pukul 12:01 dini hari waktu setempat pada hari Minggu, 1 September ini. Beberapa barang yang dikenai tarif termasuk jam tangan pintar, televisi panel datar dan alas kaki.
![]() |
Perang tarif antara dua ekonomi terbesar dunia itu telah mencapai hingga ratusan miliar dolar barang-barang masing-masing negara. Dampaknya telah mengancam pertumbuhan ekonomi global, mengguncang pasar keuangan dan menyebabkan ditundanya rencana investasi jangka panjang berbagai perusahaan.
Meski sudah berlangsung selama hampir dua tahun, hingga saat ini belum diketahui kapan atau bagaimana perselisihan itu bisa berakhir.
Akibat perang dagang, Trump juga telah banyak menuai kritik dari berbagai perusahaan yang dirugikan langkah proteksionismenya itu. Namun, Trump justru menyangkal hal itu, menyebut perusahaan tidak becus dalam memanajemen bisnisnya.
"Banyak perusahaan yang dijalankan dengan buruk mencoba menyalahkan tarif," kata Trump. "Ini bukan tarifnya, ini disebut manajemen yang buruk," tambah Trump.
Trump juga membantah bahwa tarif mempengaruhi ekonomi AS. Hal itu ia ungkapkan melalui postingannya di Twitter pada Jumat.
"Kami tidak memiliki masalah Tarif (kami memerintah di permainan yang buruk dan/atau tidak adil), kami memiliki masalah dengan Fed (The Federal Reserve). Mereka tidak memiliki petunjuk!" katanya.
Di sisi China, pada Jumat, Kementerian Luar Negeri China mengatakan kedua belah pihak telah menjalin komunikasi yang efektif.
(sef/sef) Next Article Trade War, China Masih Untung Meski Perusahaan AS Hengkang
Most Popular