AS-China Tunjukkan Iktikad Damai, Wall Street Dibuka Menguat

ags, CNBC Indonesia
30 August 2019 20:50
Bursa AS dibuka menguat pada Jumat setelah Negara Adidaya tersebut dan China menunjukkan kesediaan menyelesaikan pertikaian dagang.
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Jumat (30/8/2019) setelah Negara Adidaya tersebut dan China menunjukkan kesediaan untuk menyelesaikan pertikaian dagang.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,5% (135 poin) pada sesi pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan bertahan hingga 20 menit kemudian menjadi 0,41% (109,19 poin) ke 26.471,44. Di sisi lain indeks S&P 500 menguat 0,38% (11 poin) ke 2.935,91 sedangkan indeks Nasdaq tumbuh 0,35% (28,5 poin) ke 8.002,4.

Saham emiten produsen chip Micron Technology dan Broadcom menguat masing-masing sebesar 1,4% dan 0,6%. Di sisi lain, saham Apple tumbuh 0,5%.

Reuters pada Jumat melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa negosiator China dan AS menjaga komunikasi yang "efektif" untuk mencapai kesepakatan dagang.

Laporan ini semakin membuat pasar bersikap optimistis karena pada Kamis Kementerian Perdagangan China mengindikasikan bahwa Negeri Tirai Bambu itu tidak akan mengeskalasi perang dagang. Presiden AS Donald Trump juga mengatakan bahwa diskusi telah berlangsung pada Kamis dengan disusul jadwal-jadwal berikutnya pada pekan-pekan selanjutnya.

"Jika perdagangan AS dan China diharapkan menciptakan kenaikan saham yang berkelanjutan, kita perlu beberapa bukti tentang tindakan aktual yang mengadah pada 'gencatan senjata' perang dagang," tutur Tom Essaye, Pendiri The Sevens Report, dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

Di sisi lain, data ekonomi menunjukkan perlambatan pertumbuhan global, memicu keprihatinan bahwa kondisi tersebut bakal berujung pada resesi. Imbal hasil (yield) surat utang bertenor 10 tahun pada bulan ini tekah jatuh melampaui yield surat utang tenor 2 tahun. Kondisi ini dinilai sebagai sinyal bakal ada resesi ke depannya.

Namun, data ekonomi AS sejauh ini masih terlihat kuat dengan belanja konsumen Juli yang naik 0,6%. Data yang dirilis pada Jumat tersebut melampaui ekspektasi analis dalam polling Reuters yang memprediksi hanya 0,5%.

Di sisi lain, indeks keyakinan konsumen masih berada di level tertingginya nyaris dalam 20 tahun terakhir. Sekitar 67% produk domestik bruto (PDB) sejauh ini disumbang oleh konsumsi masyarakat dan swasta.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular