
Hong Kong Makin Panas, Milenial Pemimpin Demo Ditangkap
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
30 August 2019 11:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Joshua Wong, yang menggerakkan demonstrasi di Hong Kong, ditangkap pemerintah China Jumat (30/8/2019). Milenial berusia 22 tahun ini merupakan salah satu pemimpin demonstrasi massa pro demokrasi di Hong Kong yang terjadi selama hampir 3 bulan ini.
"Dia tiba-tiba didorong ke mobil pribadi di jalan," ujar partai politik Joshua Wong, Demosisto, yang mengadvokasi demokrasi besar di Hong Kong, di akun resmi Twitter-nya seperti dilansir dari Reuters, Jumat (30/08/2019). "Dia sekarang telah dikawal ke markas polisi di Wan Chai," tulis akun tersebut.
Anggota partai Demosisto yang juga milenial lain, Agnes Chow juga ditangkap. Melalui cuitannya, Demosisto mengatakan penangkapan berdalil tuduhan yang tidak jelas. Kini, pengacara Demosisto sedang menangani kasus ini.
Sementara itu penangkapan juga dilakukan kepolisian pada Andy Chan. Pendiri Partai Nasional Hong Kong pro-kemerdekaan yang dilarang September lalu ini mengatakan di halaman Facebook-nya pada Kamis malam bahwa ia ditangkap di Bandara Internasional Hong Kong.
Polisi Hong Kong belum mau berkomentar terkait penangkapan ini. Keresahan di Hong Kong meningkat pada pertengahan Juni, disebabkan karena Rancangan Undang-Undang (RUU) ekstradisi yang memungkinkan kriminal Hong Kong dikirim dan diadili di China, dalam pengadilan yang dikontrol oleh Partai Komunis.
Sejak itu, semuanya berubah menjadi seruan untuk demokrasi. Massa menginginkan adanya kebebasan berpendapat secara independen independen.
Pertemuan Dengan AS
Sebuah foto di surat kabar pro-Beijing tentang pertemuan Joshua Wong dengan pejabat konsuler AS memicu perang kata-kata antara Washington dan Beijing. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus menyebut China sebagai "rezim yang kejam", karena mengungkapkan foto-foto dan rincian pribadi diplomat.
Hampir 900 orang telah ditangkap, sejak meningkatnya demonstrasi pada pertengahan Juni karena seringnya bentrokan antara pemrotes dan polisi, yang terkadang menembakkan gas air mata, juga peluru karet untuk membubarkan para aktivis.
China membawa pasukan baru ke Hong Kong pada Kamis, pergantian tersebut merupakan rotasi rutin garnisunnya di sana. Media pemerintah China menekankan, pergantian pasukan itu rutin, dan para diplomat Asia dan Barat menyaksikan pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di wilayah itu.
Polisi telah menolak izin untuk pawai pro-demokrasi pada Sabtu nanti, tetapi penyelenggara telah mengajukan banding terhadap keputusan tersebut. Front Hak Asasi Manusia Sipil, penyelenggara protes massa sebelumnya di Hong Kong, merencanakan rapat umum dari distrik pusat bisnis Hong Kong ke Kantor Penghubung utama perwakilan Beijing di kota.
(sef/sef) Next Article Ini Kronologi Demo Besar Hong Kong yang Lumpuhkan Ekonomi
"Dia tiba-tiba didorong ke mobil pribadi di jalan," ujar partai politik Joshua Wong, Demosisto, yang mengadvokasi demokrasi besar di Hong Kong, di akun resmi Twitter-nya seperti dilansir dari Reuters, Jumat (30/08/2019). "Dia sekarang telah dikawal ke markas polisi di Wan Chai," tulis akun tersebut.
Anggota partai Demosisto yang juga milenial lain, Agnes Chow juga ditangkap. Melalui cuitannya, Demosisto mengatakan penangkapan berdalil tuduhan yang tidak jelas. Kini, pengacara Demosisto sedang menangani kasus ini.
![]() |
Sementara itu penangkapan juga dilakukan kepolisian pada Andy Chan. Pendiri Partai Nasional Hong Kong pro-kemerdekaan yang dilarang September lalu ini mengatakan di halaman Facebook-nya pada Kamis malam bahwa ia ditangkap di Bandara Internasional Hong Kong.
Polisi Hong Kong belum mau berkomentar terkait penangkapan ini. Keresahan di Hong Kong meningkat pada pertengahan Juni, disebabkan karena Rancangan Undang-Undang (RUU) ekstradisi yang memungkinkan kriminal Hong Kong dikirim dan diadili di China, dalam pengadilan yang dikontrol oleh Partai Komunis.
Sejak itu, semuanya berubah menjadi seruan untuk demokrasi. Massa menginginkan adanya kebebasan berpendapat secara independen independen.
Pertemuan Dengan AS
Sebuah foto di surat kabar pro-Beijing tentang pertemuan Joshua Wong dengan pejabat konsuler AS memicu perang kata-kata antara Washington dan Beijing. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus menyebut China sebagai "rezim yang kejam", karena mengungkapkan foto-foto dan rincian pribadi diplomat.
Hampir 900 orang telah ditangkap, sejak meningkatnya demonstrasi pada pertengahan Juni karena seringnya bentrokan antara pemrotes dan polisi, yang terkadang menembakkan gas air mata, juga peluru karet untuk membubarkan para aktivis.
China membawa pasukan baru ke Hong Kong pada Kamis, pergantian tersebut merupakan rotasi rutin garnisunnya di sana. Media pemerintah China menekankan, pergantian pasukan itu rutin, dan para diplomat Asia dan Barat menyaksikan pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di wilayah itu.
Polisi telah menolak izin untuk pawai pro-demokrasi pada Sabtu nanti, tetapi penyelenggara telah mengajukan banding terhadap keputusan tersebut. Front Hak Asasi Manusia Sipil, penyelenggara protes massa sebelumnya di Hong Kong, merencanakan rapat umum dari distrik pusat bisnis Hong Kong ke Kantor Penghubung utama perwakilan Beijing di kota.
(sef/sef) Next Article Ini Kronologi Demo Besar Hong Kong yang Lumpuhkan Ekonomi
Most Popular