Waw, Perang Dagang Untungkan Lobster Kanada

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
27 August 2019 17:34
Perselisihan dagang antara AS-China membuat China dibanjiri lobster asal Kanada
Foto: REUTERS/Fabrizio Bensch
Jakarta, CNBC Indonesia - Perselisihan dagang antara AS-China membuat China dibanjiri lobster asal Kanada. Besarnya tarif yang diberikan China pada produk pertanian asal AS termasuk lobster, membuat konsumen China banyak beralih ke lobster Kanada.

Hal ini terungkap dari data terbaru pengusaha lobster asal AS. Sejumlah perusahaan penangkapan lobster besar di AS tutup dan melakukan PHK pada sejumlah nelayannya.


"Mereka memilih pemenang, dan mereka memilih pecundang, dan mereka menganggap saya pecundang. Tidak ada pasar yang akan menggantikan China," kata Stephanie Nadeau, seorang pengusaha AS yang omsetnya menurun karena perang dagang. Harga lobster Kanada yang lebih murah dengan spesifikasi yang sama dengan lobster AS membuatnya jadi pilihan pelanggan di China.

Di Kanada, ekspor ke China hingga bulan Juni sudah mendekati 33 juta pound. Nilai ekspor Kanada hingga Juni 2019, mendekati US$ 200 juta atau hampir pasti melampaui total tahun lalu yang bernilai US$ 223 juta.

Sementara ekspor AS sampai Juni bernilai kurang dari US$ 19 juta. Data ini menurun dari data sebelumnya yakni US$ 70 juta pada Juni 2018.

AS sendiri telah mengekspor kurang dari 2,2 juta pon (1 juta kilogram) lobster ke China hingga Juni. Menurut data dari pemerintah federal AS, negara itu mengekspor hampir 12 juta pound selama periode yang sama tahun lalu atau terdapat penurunan sebesar lebih dari 80%.


Sebelumnya, perang dagang yang terus memanas antara Amerika Serikat (AS) dan China memasuki babak baru. Kali ini Presiden AS Donald Trump mengkonfirmasi bahwa pejabat China sudah menghubungi pihaknya untuk mulai bernegosiasi soal situasi yang tengah terjadi antara kedua negara tersebut.

"Pejabat China menghubungi untuk mengatakan "ayo kita kembali ke meja perundingan"," kata Trump. Dalam pernyataannya di tengah KTT G7 di Prancis, Trump memberi sinyal positif pada keinginan China ini dan berkata bahwa Presiden Xi Jinping merupakan pemimpin yang hebat dan menyambut keinginan Beijing untuk berdamai.

Sementara itu, China membantah ingin berdamai dengan AS. Juru bicara China berujar Trump terlalu melebih-lebihkan.

[Gambas:Video CNBC]



(sef/sef) Next Article Infinity Trade War

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular