Neraca Dagang Migas Membaik, ESDM: Kami Terus Usaha

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
15 August 2019 19:47
ESDM mengatakan dalam 6 bulan terakhir tren neraca dagang migas memang membaik, dan masih terus coba ditekan defisitnya
Foto: Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia- Kabar baik datang dari neraca dagang migas selama Juli 2019 kemarin.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor baru sebesar US$ 97,68 miliar atau turun 9% dibanding periode Januari-Juli 2018 yang mencapai US$ 107,34 miliar.



Ditilik lebih dalam, penurunan nilai impor yang begitu tajam lebih disebabkan oleh sektor minyak dan gas (migas). 

Total impor migas sepanjang Januari-Juli 2019 sebesar US$ 12,64 miliar atau turun 24,42% dibanding periode yang sama tahun 2018. Adapun ekspor non migas hingga Juli 2019 sebesar US$ 88,07 miliar miliar atau turun 21,77% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Alhasil, nilai defisit migas hingga Juli hanya sebesar US$ 4,92 miliar yang artinya menipis 28,23% YoY.

Terkait capaian ini, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar pun buka suara. Menurutnya secara garis besar, bulan ini jauh lebih baik dibanding bulan lalu. "Karena banyak faktor tapi intinya lebih baik bulan ini," kata Arcandra, Kamis (15/8/2019).

Ia memaparkan, jika dibandingkan dan dianalisa bisa dilihat dalam 6 bulan trennya memang membaik. Pemerintah, kata dia, terus berusaha mengurangi impor BBM dengan berbagai kebijakan. Salah satunya adalah B20 dan B30.

"Ini salah satu cara untuk memperbaiki, tapi yang impor-impor kalau Pertamina mau memproduksi itu maka kita substitusi yang impor, dan beli dari Pertamina. Sebab, Pertamina mampu sediakan solar. Ini juga untuk kurangi impor kita," jelasnya.


(gus) Next Article 15 Kontraktor Minati Lelang Blok Migas RI

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular