
Tumpahan Minyak, Tak Lama Lagi Sumber Kebocoran Bisa Ditutup
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
15 August 2019 15:16

Jakarta, CNBC Indonesia- Tumpahan minyak di lepas pantai Karawang sudah berlangsung selama sebulan sejak kemunculannya diketahui pada 12 Juli 2019. Pelbagai upaya dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini. Salah satunya dengan menghentikan tumpahan minyak.
PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha PHE ONJW telah berusaha menghentikan tumpahan minyak dengan menutup sumur YYA-1. Targetnya selesai pada akhir September 2019.
Kabar terbaru yang disampaikan, sumur relief well (YYA-1 RW) telah mengebor sampai kedalaman 5512 kaki atau 1680 meter per 14 Agustus 2019, dari target 2765 meter.
Direktur Pertamina Hulu Dharmawan Samsu dalam konferensi pers di kantor Pertamina menanggapi penyelesaian tutupan sumber tumpahan minyak tersebut
"Sekitar akhir September, Insyaallah sumbernya dapat dimatikan atau dipadamkan," kata Dharmawan, pada Kamis (15/8/2019).
Selain penutupan sumur YYA-1, Pertamina mempunyai tugas lain untuk mengisolasi tumpahan minyak (oil spill) agar terkepung di sekitar anjungan atau lokasi sumber. Caranya dengan memasang penuh static oil boom di sekitar sumber utama. Ini dimaksudkan agar oil spill yang tercecer tidak lolos sampai mencemari pantai.
Di darat, sejumlah petugas dan relawan kemudian bersiap mengumpulkan oil spill ke dalam karung shoreline. Sampai hari ini, Kamis (15/8/2019), jumlah karung shoreline yang terkumpul sebanyak 1,5 juta karung dengan total berat 7,1 ribu ton.
"Upaya yang dilakukan adalah spill tetap terisoliasi di daerah sumbernya itu sendiri. Berarti masih ada 6 minggu kita harus pastikan rata-rata 400 barell per hari bisa dipertahankan dan tim darat membersihkan dengan upaya maksimum," kata Dharmawan.
Langkah penanganan selanjutnya recovery atas dampak sosial dan lingkungan. Cara ini sudah berjalan misalnya dengan mendirikan posko kesehatan kepada masyarakat di sekitar lokasi terdampak.
Selain itu, pembayaran kompensasi segera ditunaikan yang diharapkan terealisasi pada minggu depan. Dirjen Penguatan Daya Saing KKP Rifky Effendi ditunjuk sebagai Ketua Tim 1 Penanganan Dampak Eksternal.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya sudah mulai melakukan pendataan terhadap warga terdampak di 66 Desa di 7 Kabupaten/Kota di 3 provinsi. Petugas pendata yang dikerahkan sebanyak 279 orang.
"Kita harapkan (pendataan) selesai minggu ini, minggu depan kita salurkan kompensasi," kata Rifky.
Dharmawan mengatakan dalam penanganan tumpahan minyak ini, pihaknya terbuka untuk menerima masukan atau laporan terbaru terkait dampak akibat tumpahan minyak. Saat ditanya mengenai adanya keluhan warga karena oil spill mengenai area pantai Pisangan, Karawang, Jawa Barat, Dharmawan mengatakan akan mengecek ke lokasi.
"Kami akan tindaklanjuti untuk pantai Pisangan, kami akan segera cek, apa yang dikeluhkan warga ditindaklanjuti. Saya yakin kalau belum ada perhatian mungkin karena masih ada spill tersisa di sana, mungkin karena spill yang baru datang atau belum terangkat dalam beberapa waktu terakhir," katanya.
(dob/dob) Next Article Dana Kompensasi Tumpahan Minyak Disalurkan Pekan Depan
PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha PHE ONJW telah berusaha menghentikan tumpahan minyak dengan menutup sumur YYA-1. Targetnya selesai pada akhir September 2019.
Kabar terbaru yang disampaikan, sumur relief well (YYA-1 RW) telah mengebor sampai kedalaman 5512 kaki atau 1680 meter per 14 Agustus 2019, dari target 2765 meter.
Direktur Pertamina Hulu Dharmawan Samsu dalam konferensi pers di kantor Pertamina menanggapi penyelesaian tutupan sumber tumpahan minyak tersebut
"Sekitar akhir September, Insyaallah sumbernya dapat dimatikan atau dipadamkan," kata Dharmawan, pada Kamis (15/8/2019).
Selain penutupan sumur YYA-1, Pertamina mempunyai tugas lain untuk mengisolasi tumpahan minyak (oil spill) agar terkepung di sekitar anjungan atau lokasi sumber. Caranya dengan memasang penuh static oil boom di sekitar sumber utama. Ini dimaksudkan agar oil spill yang tercecer tidak lolos sampai mencemari pantai.
Di darat, sejumlah petugas dan relawan kemudian bersiap mengumpulkan oil spill ke dalam karung shoreline. Sampai hari ini, Kamis (15/8/2019), jumlah karung shoreline yang terkumpul sebanyak 1,5 juta karung dengan total berat 7,1 ribu ton.
"Upaya yang dilakukan adalah spill tetap terisoliasi di daerah sumbernya itu sendiri. Berarti masih ada 6 minggu kita harus pastikan rata-rata 400 barell per hari bisa dipertahankan dan tim darat membersihkan dengan upaya maksimum," kata Dharmawan.
Langkah penanganan selanjutnya recovery atas dampak sosial dan lingkungan. Cara ini sudah berjalan misalnya dengan mendirikan posko kesehatan kepada masyarakat di sekitar lokasi terdampak.
Selain itu, pembayaran kompensasi segera ditunaikan yang diharapkan terealisasi pada minggu depan. Dirjen Penguatan Daya Saing KKP Rifky Effendi ditunjuk sebagai Ketua Tim 1 Penanganan Dampak Eksternal.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya sudah mulai melakukan pendataan terhadap warga terdampak di 66 Desa di 7 Kabupaten/Kota di 3 provinsi. Petugas pendata yang dikerahkan sebanyak 279 orang.
"Kita harapkan (pendataan) selesai minggu ini, minggu depan kita salurkan kompensasi," kata Rifky.
Dharmawan mengatakan dalam penanganan tumpahan minyak ini, pihaknya terbuka untuk menerima masukan atau laporan terbaru terkait dampak akibat tumpahan minyak. Saat ditanya mengenai adanya keluhan warga karena oil spill mengenai area pantai Pisangan, Karawang, Jawa Barat, Dharmawan mengatakan akan mengecek ke lokasi.
"Kami akan tindaklanjuti untuk pantai Pisangan, kami akan segera cek, apa yang dikeluhkan warga ditindaklanjuti. Saya yakin kalau belum ada perhatian mungkin karena masih ada spill tersisa di sana, mungkin karena spill yang baru datang atau belum terangkat dalam beberapa waktu terakhir," katanya.
![]() |
(dob/dob) Next Article Dana Kompensasi Tumpahan Minyak Disalurkan Pekan Depan
Most Popular